TA'AWANU 'ALAL BIRRI

Rabu, 21 Oktober 2009

Pinta Seorang Istri

Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…

Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.

sumber : sigitsetiawan.wordpress.com

Jumat, 18 September 2009

SAYA MENGUCAPKAN:SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1435 H


MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita, menerima ibadah kita, memudahkan urusan kita dan mengabulkan do'a kita. Amin.......






BISMILLAH
Sepi yang istiqomah
Telah terhitung sebelas purnama
Ternyata kita belum bisa tengadah
Belum bisa apa-apa
Kalau tak ada lagi yang kumiliki
Bahkan akupun bukan milikku
Maka
                                          akan mencari

BISMILLAH
Di penghujung Ramadlan ini
Ku pasrahkan sujudku
Aku yakin
Kau ada bersama
Di bibir basah dengan Al-Husna
di setiap takbir keagungan-Nya
Allahu Akbar.....Allahu Akbar.......
Dalam do'a atas segala ampunannya

Taqoballahu minna wa minkum
Shiyamanaa Wa shiyamakum
Kullu'a Amin Wa antum bi khoirin
Minal Aizin wal faizin

KARSO MULYO SEKELUARGA


Rabu, 22 April 2009

SAINS, HARUN YAHYA


Berita dari Masa Depan

Apa keistimewaan lain Alquran? Sebagai firman-Nya, Alquran mencantumkan berbagai kabar, di masa depan. Ayat ke-27 surat Al-Fath, misalkan, memberikan kabar gembira kepada kaum mukmin bahwa mereka akan menaklukkan Mekah.Dengan pemikiran yang mendalam, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin awalnya menaklukkan Benteng Khyber, yang berada di bawah kendali Yahudi, kemudian memasuki Mekah. Penggalan berita lain dalam Alquran tentang yang akan terjadi di masa mendatang ditemukan pada
ayat pertama Surat Ar-Ruum, yang menunjukkan Kekaisaran Byzantine, bagian timur Kekaisaran Roma. Dalam ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Byzantine, yang telah menemui kekalahan tetapi akan segera mendapatkan kemenangan. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Surat Ar-Room, 1-4)Ayat-ayat ini diturunkan pada kira-kira tahun 620, tujuh tahun setelah kekalahan hebat Christian Byzantium di tangan bangsa Persia,
ketika Byzantinene kehilangan Jerussaleem. Pada kenyataannya,

Byzantium kemudian menderita kekalahan hebat, yang nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya apalagi mendapatkan kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slav, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Byzantine. Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Byzantine akan runtuh. Tetapi setelah itu, ayat pertama Surat Ar-Ruum menyampaikan suatu pengumuman bahwa Byzantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Sekitar tujuh tahun setelah penyampaian ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, sebuah peperangan hebat antara Kekaisaran Byzantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan pada saat itu, pasukan Byzantine secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. (Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan bangsa Byzantium, yang mewajibkan Persia untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Byzantine). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Alquran, secara ajaib menjadi kebenaran. Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan dalam wilayah paling rendah di bumi ini. Ungkapan adnal ardli dalam bahasa Arab, diartikan sebagai tempat yang rendah. Ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa kiasan. (Kata adna dalam bahasa Arab diambil dari kata dani, yang berarti rendah dan ardo berarti dunia). Karena itu uangkapan “adnal rdli berarti wilayah paling rendah di bumi). Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam pertempuran antara Kekaisaran Byzantine dan Persia, ketika Byzantine dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dikhususkan ini adalah cekungan/basin Laut Mati, yang terletak di persimpangan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestana, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Byzantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini. Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya bisa diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, tak mungkin bagi seorangpun untuk mengetahui bahwasannya itu adalah wilayah terendah pada permukaan bumi. Kemudian, dalam Alquran, wilayah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Selain itu, keajaiban lain Quran, memiliki ''kejaiban matematika''. Contohnya adalah angka pengulangan nomor pada beberapa kata alam Alquran. Beberapa kata yang terkait secara mencengangkan diulangi dalam kali yang sama. Di bawah ini adalah kata-kata tersebut dan jumlah pengulangannya dalam Alquran. Kata hari diulangi sebanyak 365 kali dalam bentuk tunggal, dan dalam bentuk jamak diulangi sebanyak 30 kali. Jumlah pengulangan kata bulan adalah 12 kali. Kata hukuman diulang sebanyak 117 kali sedangkan ungkapan ampunan, yang merupakan prinsip dasar Alquran, diulangi tepat dua kali. Jumlah kata dunia dan “akhirat” diulangi sama persis, sebanyak 115. Kalimat tujuh langit diulangi sebanyak tujuh kali. Penciptaan langit juga diulangi tujuh kali. Kata iman diulangi 25 kali seluruhnya dalam Alquran, demikian halnya kata kafir. Kata zakat/penyucian diulang sebanyak 32 kali sedangkan jumlah pengulangan kata berkah/kebajikan juga 32 kali. Ungkapan shaleh dipakai sebanyak 6 kali, tetapi kata ingkar dipakai setengahnya, yaitu 3 kali. Manusia dipakai sebanyak 65 kali, penjumlahan dari sejumlah tahap-tahap pembentukan manusia: Yaitu : manusia 65, tanah 17, setetes mani 12, embryo 6, segumpal daging 3, tulang 15, daging 12.
republika

Di Balik Keberadaan Materi

Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Tubuh kita juga tersusun atas trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri, dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini. Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar sehingga jika anda ingin menuliskannya, maka ini akan memakan tempat 900 jilid ensiklopedia, dari halaman awal hingga akhir!Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu, para ilmuwan akan menjawab bahwa DNA terdiri atas asam-asam inti yang dinamakan nukleotida dan beragam ikatan kimia yang mengikat erat nukleotida-nukleotida ini. Dengan kata lain, mereka terbiasa menjawabnya dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA. Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda. DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.Persis sebagaimana sebuah buku. Kita akan sangat keliru jika mengatakan bahwa sebuah buku hanya tersusun atas kertas, tinta dan jilidan buku. Penyebabnya selain ketiga unsur materi ini, adalah informasi yang benar-benar menjadikannya sebuah buku. Informasi yang membedakan satu jilid Encyclopedia Britannica dari sekedar sebuah buku yang terbentuk dari penyusunan acak huruf-huruf seperti ABICLDIXXGGSDLL. Keduanya memiliki kertas, tinta dan jilidan, tapi yang satu memiliki informasi sedangkan yang kedua tidak memilikinya. Sumber informasi ini adalah penulis buku tersebut, suatu kecerdasan yang memiliki kesadaran. Karenanya, kita tidak dapat mengingkari bahwa informasi dalam DNA telah ditempatkan oleh sesuatu yang memiliki kecerdasan.Di abad ke-19, kita berkeyakinan bahwa terdapat dua keberadaan dasar dalam ilmu pengetahuan: Materi dan Energi. Di awal abad ke-21, kita kini mengakui bahwa terdapat keberadaan dasar yang ketiga, dan ini adalah informasi. Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan menjadi materi, tidak pula menjadi energi. Semua teori yang dikemukakan di abad kedua puluh untuk menyederhanakan informasi menjadi materi, sebagaimana teori asal-usul kehidupan secara acak, pengaturan materi secara mandiri, teori evolusi dalam biologi yang berusaha menjelaskan informasi genetis spesies melalui mekanisme mutasi dan seleksi alam telah gagal. Profesor Phillip Johnson, pengritik terkemuka Darwinisme, menulis:Dualitas yang sesungguhnya ada pada setiap tingkatan dalam biologi adalah dualitas materi dan informasi. Kalangan filsuf akal-ilmu pengetahuan tidak mampu memahami sifat asli informasi dikarenakan mereka beranggapan bahwa informasi ini dihasilkan oleh sebuah proses materi (yakni. sebagaimana konsep Darwin) dan, karenanya, secara mendasar tidak berbeda dengan materi. Tapi ini hanyalah prasangka yang akan terhapuskan dengan pemikiran yang jujur. Sebagaimana telah kita perbincangkan di atas, sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi yang dikandungnya. Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.Dan ada satu lagi hal penting. Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan unsur-unsur materi dan kecerdasan inilah yang menentukan bagaimana menggunakan unsur-unsur materi tersebut. Sebuah buku pertama kali muncul dalam benak seseorang yang akan menulis buku tersebut. Sang penulis menggunakan perangkaian logis dan dengannya menghasilkan kalimat-kalimat. Kemudian, di tahap kedua, ia mewujudkan gagasan ini menjadi bentuk materi. Dengan menggunakan mesin ketik atau komputer, ia mengubah informasi yang ada dalam otaknya menjadi huruf-huruf. Setelah itu, huruf-huruf ini sampai kepada tempat percetakan dan membentuk sebuah buku.Sampai di sini, kita telah sampai pada kesimpulan berikut: Jika materi mengandung informasi, maka materi ini telah dirangkai sebelumnya oleh sebuah kecerdasan yang memiliki informasi tersebut. Pertama, terdapat sebuah kecerdasan. Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi, dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri, sebagaimana pernyataan kaum materialis. Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah kecerdasan di luar materi. Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi. Kecerdasan ini menciptakan, membentuk dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.Ilmuwan Israel, Gerald Schroeder, yang telah mempelajari fisika dan biologi di sejumlah universitas seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekaligus pengarang buku The Science of God (Ilmu Pengetahuan Tuhan), membuat sejumlah pernyataan penting tentang hal ini. Dalam buku barunya yang berjudul The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Mengungkap Kebenaran Hakiki), ia menjelaskan kesimpulan yang dicapai oleh biologi molekuler dan fisika quantum sebagaimana berikut:Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta. Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat kuantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik), telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi, dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan. Menurut Schroeder, temuan-temuan ilmiah di zaman kita mengarah pada pertemuan antara ilmu pengetahuan dan agama pada satu kebenaran yang sama, yakni kebenaran Penciptaan. Ilmu pengetahuan kini tengah menemukan kembali kebenaran ini, yang sebenarnya telah diajarkan agama-agama wahyu kepada manusia selama berabad-abad. n
republika

Mahluk Mahluk Bercahaya

Kita pun pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam. Cahayanya benderang tetapi bukan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan mahluk hidup. Ia kunang-kunang. Mahluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya.Meski tidak menggunakan listrik, kunang-kunang memiliki teknologi jauh lebih hebat: lebih efektif dari bola lampu yang mampu mengubah sepuluh persen saja dari energinya menjadi cahaya, sedangkan sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Mengapa demikian? Tubuh kunang-kunang berisi zat kimia lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini didesain khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini. Tidak ada keraguan bahwa desain biokimia ini bukan kebetulan. Sebagaimana Allah telah memberi semua mahluk hidup ciri mereka masing-masing, Dia juga telah mengajarkan kunang-kunang cara membuat cahaya.Untuk apakah kunang-kunang membuat cahaya melalui teknologi yang sedemikian maju? Amatilah sekawanan kunang-kunang. Sekelompok kunang-kunang dalam jumlah besar, hingga ratusan ribu, di malam hari memunculkan pemandangan yang membuat kita seolah sedang berjalan di bawah bintang-bintang.Cahaya ini sangatlah penting bagi kunang-kunang sebagai alat komunikasi. Sepanjang sejarah, manusia telah menggunakan berbagai sarana untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah sandi morse, yang terdiri atas kombinasi sinyal panjang dan pendek, dan dipakai pada telegram. Kunang-kunang menggunakan sinyal cahaya untuk berkomunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain. Singkatnya, masing-masing dari ribuan kunang-kunang yang kita lihat bersama di kegelapan malam adalah sebuah keajaiban penciptaan. Pencipta sistem yang luar biasa ini adalah Allah, Pencipta semua makhluk hidup. Selama beberapa malam di Segitiga Bermuda, pertunjukan cahaya tengah berlangsung. Beberapa saat setelah matahari tenggelam, cahaya yang mempesona muncul, di permukaan laut. Cahaya ini berasal dari cacing laut betina yang sedang berada di permukaan. Sang betina mencampurkan dua cairan kimia yang ia hasilkan dalam tubuhnya. Makhluk ini tahu bagaimana menggunakan bahan-bahan kimia untuk memproduksi cahaya dengan cara yang menakjubkan. Hasilnya? Sebuah pertunjukan cahaya yang mengagumkan. Cacing betina melakukan ini untuk menarik perhatian sang jantan. Mahluk yang sedang mendekat dengan cahaya kecilnya yang terang adalah cacing laut jantan. Sepuluh menit kemudian, permukaan laut telah tertutupi oleh ratusan betina yang memancarkan cahaya terang. Jika bulan keluar dari balik awan dan menerangi permukaan laut, mereka kembali ke kedalaman lautan. Dua puluh menit kemudian pertunjukan ini berakhir.Jika kita ingin menyaksikan tempat sesungguhnya, di mana binatang menggunakan cahaya untuk berkomunikasi, maka kita harus pergi ke tempat paling gelap di bumi, yaitu dasar lautan. Kapal selam ini diciptakan khusus untuk dapat menyelam hingga kedalaman enam ratus meter. Sinar matahari tidak dapat menembus kedalaman di bawah dua ratus meter. Di sinilah tempat paling gelap di bumi. Tekanannya dua puluh kali lebih tinggi dibandingkan di permukaan laut.Anda mungkin berpikir tak ada yang mampu hidup dalam kondisi ini. Namun sebuah pemandangan menakjubkan muncul ketika terlihat suatu sinyal cahaya dari luar kapal selam. Tiba-tiba muncul cahaya dari kegelapan dasar lautan, dengan kata lain terdapat mahluk-mahluk hidup yang menjawab cahaya dengan cahaya, dan berkomunikasi dengan cara memancarkan cahaya dalam kegelapan ini. Dengan melihat makhluk ini dari dekat, anda akan melihat keagungan ciptaan Allah. Di dasar lautan, terdapat mahluk mengagumkan yang memancarkan cahaya merah. Ia seekor ubur-ubur. Pertunjukan cahaya dari spesies lain yang berada di bagian lebih atas menyerupai pertunjukan karya seni. Pertunjukan ini dapat dinikmati sepenuhnya setelah lampu kapal selam dimatikan. Pemandangan yang muncul adalah beragam mahluk mempesona yang bersinar dengan cahaya yang dihasilkannya sendiri. Sungguh tidak rasional untuk berpikir bahwa mahluk yang demikian kompleks dengan sistemnya yang rumit muncul secara kebetulan. Tak ada keraguan bahwa mahluk ini sengaja diciptakan dengan disain khusus. Oleh karenanya, pertunjukan cahaya ini, yang datang dari ratusan meter di bawah permukaan laut, sebenarnya mengungkapkan kepada kita akan kekuasaan Allah. Dia menciptakannya secara khusus. Segala sesuatu di darat dan di laut adalah kepunyaan-Nya. Dan Dia memiliki ilmu dan pengetahuan yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat dinyatakan: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr, 59:24)
republika

Fisika + Kimia = Kenyataan Gaib

Untuk membayangkan bahwa materi memiliki wujud di luar otak adalah tipuan belaka. Penampakan yang kita saksikan sangat mungkin berasal dari sumber tiruan. Hal ini dapat dipahami dengan contoh berikut. Pertama-tama, marilah kita anggap kita dapat mengeluarkan otak dari tubuh kita dan menjaganya agar tetap hidup dalam sebuah toples kaca. Lalu kita ambil komputer dengan beragam informasi yang dapat direkam di dalamnya. Terakhir, marilah kita masukkan sinyal-sinyal listrik dari semua data yang dapat memunculkan situasi seperti gambar, suara dan rasa ke dalam komputer ini. Marilah kita hubungkan komputer ini dengan pusat penginderaan dalam otak kita menggunakan kabel elektroda, dan mengirim data yang telah terekam ke otak kita. Di saat otak kita merasakan sinyal-sinyal ini, ia akan melihat dan hidup dalam situasi yang dimunculkan sinyal-sinyal ini. Dari komputer ini, kita juga dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal tentang gambaran diri kita. Misalnya, kita dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal yang berhubungan dengan indera penglihatan, pendengaran dan peraba yang kita rasakan ketika kita duduk di kursi. Dalam keadaan ini, otak kita akan menganggap dirinya sebagai seorang pebisnis yang sedang duduk di kantornya. Dunia bayangan ini akan berlangsung selama rangsangan terus-menerus datang dari komputer tersebut. Kita tak pernah menyadari bahwa kita hanya terdiri dari otak. Sungguh sangat mudah kita terkecoh dan mempercayai penampakan, yang tanpa disertai wujud materi, sebagai hal yang nyata. Inilah yang sebenarnya terjadi dalam mimpi kita.Bagi anda, sesuatu yang nyata adalah segala yang dapat disentuh dengan tangan dan dilihat dengan mata. Dalam mimpi, anda dapat pula menyentuh dengan tangan anda dan melihat dengan mata anda, namun pada kenyataannya anda tidak memiliki tangan atau mata, tidak ada pula sesuatupun yang dapat disentuh atau dilihat. Sehingga, ketika mempercayai apa yang anda rasakan dalam mimpi sebagai keberadaan secara materi, anda telah tertipu. Sebagai contoh, seseorang yang tidur pulas di pembaringannya dapat melihat dirinya berada dalam dunia yang sama sekali berbeda dalam mimpinya. Ia mungkin bermimpi bahwa ia seorang pilot dan menjadi komandan pesawat raksasa, dan ia bekerja sangat serius mengomandani pesawat tersebut. Padahal orang ini tidak beranjak selangkah pun dari tempat tidurnya. Dalam mimpinya, ia mungkin berada pada sejumlah keadaan yang berbeda dan bertemu kawan, berbicara dengan mereka, makan dan minum bersama. Kendatipun sekedar penampakan yang tidak memiliki wujud materi, pengalaman dalam mimpi ini terasa sama sekali nyata. Hanya ketika bangun dari mimpinya ia kemudian menyadari bahwa semua ini hanyalah penampakan. Jika kita dapat dengan mudah hidup dalam dunia semu mimpi kita, maka hal yang sama dapat berlaku pada dunia yang kini kita huni. Ketika kita terbangun dari mimpi, tidak ada alasan logis untuk tidak berpikir bahwa kita telah memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut kehidupan nyata. Alasan kita menganggap mimpi kita sebagai khayalan, sedangkan dunia sebagai alam nyata, hanyalah akibat kebiasaan dan prasangka kita. Ini menunjukkan bahwa mungkin saja terbangun dari kehidupan di bumi yang kita anggap sedang kita jalani saat ini, persis sebagaimana ketika kita terbangun dari mimpi. Setelah semua kenyataan materi ini terungkap, kini muncul pertanyaan yang paling penting. Jika peristiwa di alam materi yang kita ketahui pada hakikatnya adalah sekedar penampakan, bagaimana dengan otak kita? Oleh karena otak kita adalah materi sebagaimana lengan kita, kaki, atau benda lain, ia mestinya juga sekedar penampakan sebagaimana semua benda lainnya. Contoh lain akan lebih menjelaskan hal ini. Marilah kita anggap bahwa kita memanjangkan syaraf-syaraf yang menuju ke otak kita dan meletakkan otak tersebut di luar kepala kita sehingga kita dapat melihatnya dengan mata kita. Pada keadaan ini, kita akan dapat melihat otak kita dan menyentuhnya dengan jari-jari kita. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa otak kita juga tidak lebih dari sebuah penampakan yang dibentuk oleh indera penglihatan dan peraba. Lalu, kehendak apakah yang melihat, mendengar dan merasakan semua indera yang lain jika bukan otak? Siapakah dia yang melihat, mendengar, meraba dan merasakan rasa dan bau? Siapakah wujud ini, yang berpikir, beralasan, memiliki perasaan dan bahkan berkata ''Saya adalah saya''?Salah seorang pemikir terkemuka abad ini Karl Pribram juga memiliki pertanyaan yang sama: Sejak jaman Yunani, para filsuf telah memikirkan tentang 'hantu di dalam mesin', 'manusia kecil dalam manusia kecil' dan lain sebagainya. Dimanakah 'saya', seseorang yang menggunakan otaknya? Siapakah dia yang melakukan perbuatan mengetahui? Sebagaimana perkataan Saint Francis dari Assisi: 'Apa yang kita cari adalah sesuatu yang melihat (Ken Wilber, Holographic Paradigm, hal. 37)Ternyata, wujud gaib yang menggunakan otak, yang melihat dan merasakan ini adalah ruh. Apa yang kita sebut dengan alam materi adalah sekumpulan penampakan yang dilihat dan dirasakan oleh ruh ini. Sebagaimana tubuh yang kita punyai dan alam materi yang kita lihat dalam mimpi tidak memiliki wujud fisik, alam semesta yang kita tempati dan tubuh yang kita miliki saat ini juga tidak memiliki wujud fisik. Begitulah, kendatipun kita memulai dengan anggapan bahwa materi adalah nyata, hukum-hukum fisika, kimia dan biologi, semuanya menghantarkan kita pada kenyataan bahwa materi terbentuk dari khayalan; dan pada kenyataan pasti tentang adanya wujud gaib. Jadi, siapakah yang menjadikan ruh kita melihat tanah, manusia, tumbuhan, tubuh kita dan segala hal lain yang kita lihat? Sangat jelas bahwa ada Pencipta Maha Agung.Wujud absolut sesungguhnya Allah. Segala sesuatu selain-Nya hanyalah bayangan yang Dia ciptakan. Kenyataan ini dijelaskan oleh ulama besar Islam Imam Rabbani sebagaimana berikut:Allah 'Materi pembentuk wujud-wujud yang Dia ciptakan ini hanyalah ketiadaan'. Dia menciptakan segalanya di dunia indra dan khayalan. Keberadaan alam semesta adalah di dunia indra dan khayalan, dan ia bukanlah materi. Pada kenyataannya, tiada sesuatu pun di alam luar kecuali Wujud Yang Maha Suci, (Dialah Allah) (Imam Rabbani Hz. Mektuplari (Letters of Rabbani), Vol.II, 357. Letter, p.163)Di semua empat penjuru jagat raya yang terbentuk oleh beragam penampakan adalah Wujud Allah sebagai wujud nyata satu-satunya. Karenanya, wujud paling dekat kepada manusia adalah Allah. Fakta ini dijelaskan dalam Alqur'an dengan ayat, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya (Surah Qaf: 16) Dimanapun kita berada, Allah bersama kita. Ketika anda membaca tulisan ini, wujud terdekat dengan anda adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang anda lihat setiap saat. Selama Allah menjadikan kita melihat gambar dan merasakan apa yang ada di dunia ini, kita akan terus hidup di dunia ini. Ketika ia menghentikan gambar dan cita rasa tentang dunia ini, lalu menampakkan malaikat maut kepada kita dan memberikan penampakan tentang dimensi yang berbeda, ini berarti kita telah meninggal dunia. Hari Kebangkitan, Penghisaban, Surga, Neraka dan semua kehidupan abadi akan diciptakan dengan cara yang sama untuk kita.
republika

Kebesaran Allah pada Planet Bumi

Pernahkan anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan untuk manusia saja?Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta sistem yang ada -- hidup ataupun tak hidup -- yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan. Namun diciptakan Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam atmosfer sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya. Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain. Namun tidak demikian kenyataannya: atmosfer bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet dimana ia hidup, menyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena. Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.Massa air yang sangat besar di lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh Pencipta yang Maha Tinggi dan Pemilik Kekuatan yang Abadi.Di samping itu, ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan, kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya, dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah untuk manusia.Allah berfirman dalam Al Quran: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
republika

Masalah Genetika di Al Quran

Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan (Surat an-Najm, 45-46).Ilmu genetika, hingga beberapa waktu lalu, memperkirakan jenis kelamin ditentukan sel ibunya. Begitupun dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan sel jantan dan sel betina bersama-sama.Benarkah? Alquran justeru memberikan penjelasan berbeda. Yaitu jenis kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan sperma yang dipancarkan ke dalam kandungan. Belakangan, perkembangan disiplin ilmu genetika dan biology molekuler, membenarkan secara ilmiah penjelasan pada Quran. Kini dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel sperma yang berasal dari laki-laki, dan perempuan, tidak memiliki peran apapun dalam proses ini. Chromosom merupakan elemen utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur seorang manusia dinyatakan sebagai kromosom seks. Dua kromosom ini dinamakan XY pada laki-laki dan XX pada wanita. Ini karena bentuk kromosom-kromosom ini mirip dengan huruf-huruf tersebut. Kromosom Y membawa gen yang menandakan jenis laki-laki, sedangkan kromoson X membawa gen yang menandakan perempuan. Pembentukan seorang manusia baru, berawal dari kombinasi silang salah satu kromosom-kromosom ini, yang berada dalam pasangan laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, kedua komponen sel kelamin, yang terbelah dua selama ovulasi, membawa kromosom X. Jenis kelamin laki-laki, di sisi lain, memproduksi jenis sperma yang berbeda, satu mengandung kromoson X dan yang lainnya mengandung kromosom Y. Jika sebuah kromosom X dari perempuan bergabung dengan sebuah sperma yang mengandung kromosom X, maka bayi tersebut adalah perempuan. Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka bayi tersebut adalah laki-laki. Tak satupun dari hal ini diketahui sampai penemuan ilmu genetika pada abad ke 20. Sesungguhnya, pada beberapa peradaban, dipercaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh tubuh perempuan. Itulah mengapa wanita-wanita dipersalahkan bila melahirkan anak perempuan. Tiga belas abad sebelum gen manusia ditemukan, Alquran telah menyampaikan berita yang menolak khurafat ini. Quran pun menjelaskan bahwa asal mula jenis kelamin bukanlah terjadi dari perempuan tetapi dengan air mani laki-laki. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan ovum/sel telur wanita, intisari bayi yang akan dilahirkan terbentuklah. Sel tunggal yang diketahui sebagai zigot dalam ilmu biologi secara langsung akan mulai bereproduksi dengan membelah diri dan akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat manusia dengan bantuan mikroskop. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan periode pembentukan/pembelahan nya dengan kekosongan. Ia melekat pada uterus seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui tali ini, zigote bisa mendapatkan zat-zat penting bagi pembentukannya dari tubuh ibunya. Di sini, pada titik ini, sebuah keajaiban Alquran terlihat. Saat menunjukkan zigot yang terbentuk dalam kandungan ibu, Alloh menggunakan kata alaq dalam Alquran: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah) (Surat al-Alaq, 1-3)Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah suatu benda yang menancap/menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah/pacet yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Pengetahuan ilmiah yang tersingkap itu, selaras dengan berita pada Alquran. Keselarasan ini kian membuktikan bagi umat manusia -- bahkan tak sekadar bagi umat Islam -- Alquran itu suara kebenaran dari-Nya.
republika

Pengetahun Sidik Jari di Alquran

Di sisi lain yang tak kalah penting dari berita yang disebutkan Alquran ialah tahap-tahap pembentukan manusia dalam kandungan ibunya. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam kandungan ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, selanjutnya otot terbentuk membungkus tulang-tulang ini. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Lalu Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Surat al-Muminun: 14)Embryology adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pembentukan embrio dalam kandungan ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam suatu embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, untuk jangka waktu yang lama, banyak orang mengklaim bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan.Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang diselenggarakan dengan keunggulan perkembangan teknologi baru telah menyatakan bahwa pernyataan dalam Alquran kata per kata adalah benar. Pengujian dalam skala mikroskopis ini menunjukkan bahwa pembentukan yang terjadi dalam kandungan ibu terjadi dengan cara seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.Pertama kali, jaringan tulang rawan dari embrio terbentuk. Kemudian sel-sel otot yang terpilih diantara jaringan yang mengelilingi tulang-tulang terbentuk dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah publikasi ilmiah dengan kalimat sebagai berikut: Selama tujuh minggu, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk sebagaimana umumnya. Pada akhir minggu ke tujuh dan selama minggu ke delapan otot menempati posisisnya menyelimuti bentuk tulang. Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Alquraan sesungguhnya selaras dengan penemuan ilmu embriologi modern. Dalam Quran pun disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tiga tahap dalam kandungan ibunya. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Alloh, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?(Surat az-Zumar: 6).Agar lebih dipahami, ditunjukkan dalam ayat ini, seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam 3 tahapan yang jelas. Sesungguhnya, ilmu biologi modern telah menyatakan bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam kandungan ibu.Risalah Quran itu kini menjadi ilmu dasar pada semua textbook embriologi yang dipelajari dalam bidang pengobatan. Sebagai contoh, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi pokok dalam bidang embryology, fakta ini dibeberkan sebagai berikut: ''kehidupan dalam uterus memiliki tiga tahapan: pre-embrio; dua setengah minggu pertama, embryonic; sampai pada minggu ke delapan, dan fetal; dari minggu ke delapan sampai lahir.''Di sisi lain, Quran pun menyebutkan Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematian, melalui adanya sidik jari manusia secara khusus dititikberatkan/ditekankan: Sebenarnya, Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna (Surat al-Qiyama, 3-4)Penekanan pada sidik jari memiliki makna khusus. Hal ini dikarenakan sidik jari setiap orang bersifat unik bagi dirinya. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Itulah mengapa sidik jari dianggap sebagai tanda yang sangat penting pada kartu identitas bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa sidik jari ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai benda berbentuk lengkung biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Alquran, Allah menunjukkan sidik jari, yang tak sedikitpun menarik perhatian orang waktu itu, yang mengundang perhatian kita betapa berartinya dia, arti yang hanya dimengerti oleh jaman sekarang ini.
republika

Perluasan Alam Semesta di Al Quran

Di saat pengetahuan astronomi masih primitip, Al Quran telah melukis proses terjadi alam semesta. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya (Surat adh-Dhariyat: 47)Kata langit, sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan dalam beberapa tempat dalam Alquran dengan arti permukaan dan semesta. Di Quran, disebutkan, alam semesta meluas. Hal ini merupakan kesimpulan yang diperoleh ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke-20, pandangan umum dalam dunia ilmu pengetahuan bahwa alam semesta memiliki ukuran tetap dan ia ada dari dahulu kala. Penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, bagaimanapun juga, menyatakan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan dan ia mengalami ekspansi/meluas secara konstant. Pada awal abad ke-20, Fisikawan Rusia Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta dalam gerakan konstan dan meluas. Fakta ini dibuktikan juga dengan pengamatan data pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi secara konstan bergerak menjauh satu sama lain. Alam semesta, dimana segala sesuatu secara konstant bergerak menjauh satu sama lain diartikan sebagai alam semesta yang secara konstan meluas/mengembang/berekspansi.Pengamatan yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya membuktikan bahwa alam semesta secara konstan mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Alquran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Hal ini dikarenakan Alquran adalah firman Sang Pencipta, dan Pengatur seluruh penjuru alam semesta. Tatkala mengacu pada matahari dan bulan dalam Alquran, dijelaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit tertentu. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya (Surat al-Anbiya, 33). Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah statis/diam, tetapi bergerak dalam orbit tertentu. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Surah Ya Sin, 38)Kenyataan di Alquran ini telah ditemukan dengan pengamatan astronomis saat ini. Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan pada kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam mengarah pada bintang Vega dalam orbit utama yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti matahari berjalan kira-kira 17 juta 280 ribu kilometer dalam sehari. Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak yang sama. Selanjutnya, semua bintang dalam alam semesta berada dalam suatu gerakan terencana demikian. Bahwa seluruh alam semesta dipenuhi oleh garis edar dan orbit seperti ini, dinyatakan dalam Alquran sebagai berikut: Demi langit yang memiliki jalan-jalan (Surat adh-Dhariyat, 7).Ada kira-kira 200 milyar galaksi dalam alam semesta yang masing-masing terdiri atas kira-kira 200 bintang. Segala benda-benda langit ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seperti berenang sepanjang orbitnya dalam keserasian yang sempurna dan tersusun bersama satu dengan lainnya. Selanjutnya, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang orbit yang ditetapkan baginya. Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam hitungan, suatu orbit yang sangat terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini melenceng ke lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Ternyata, telah diamati bahwa sejumlah galaksi melintas satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan. Sesungguhnya, pada saat Alquran diturunkan pertama kali, manusia tidak memiliki teleskop zaman ini ataupun teknologi observasi tingkat tinggi untuk mengamati ruang angkasa dengan jarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika atau astronomi modern. Selanjutnya, pada saat itu, tidaklah mungkin untuk menetapkan secara ilmiah bahwa ruang angkasa dipenuhi lintasan dan orbit sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Namun demikian, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Alquran yang diturunkan pada saat itu.
republika

SASTRA


Jaga Dermagamu, Dik!
Oleh : Melati Salsabila

“Dik, jangan gegabah seperti itu, pikirkan dulu masak-masak dampaknya kelak. Sayang jika kau nodai apa yang sudah dengan susah payah kau bangun dan bina selama ini. Bersabarlah, saatnya pasti akan tiba. Saat yang telah diputuskan Allah sejak kau dalam rahim ibumu. Pada hari yang dijanjikan itu,
pasti akan bersua jua dirimu dengannya.” “Adik sudah cukup lelah bersabar, kak. Sampai kapan adik harus menunggu? Sementara detik demi detik terus berpacu, adik sudah tidak muda lagi sekarang” “Semua wanita memiliki fitrah yang sama, ingin segera membina sebuah keluarga. Tapi jodoh itu kan Allah yang mengatur. Kau tidak sendiri, dik! Masih banyak saudari-saudarimu yang usianya jauh lebih tua darimu juga belum diperkenankan Allah untuk memikul amanah itu. Kau sendiri tahu kan berapa umur kakak ketika menikah...” “Ya, kalau pada akhirnya happy ending seperti kakak...Kak, semua saudara seperjuangan juga sudah angkat tangan membantu mempertemukan adik dengan laki-laki pilihan itu, terus apa nggak boleh kalau kemudian adik berusaha sendiri?” “Adikku sayang, bukan berarti kau tidak boleh mencari sendiri. Tapi kecenderungan rasa kita pada seseorang biasanya akan membutakan mata hati kita karena semua yang ada pada si dia akan terlihat begitu indah tanpa cela. Cukuplah kakak yang mengalaminya. Ingat, dik, sesal itu selalu datang diakhir cerita” “Tapi laki-laki dari kantor pusat itu orang baik, kak! Dia rajin sholat, santun dan ikut pengajian rutin. Menurut teman-temanku sih begitu...” “Teman-temanmu yang mana? Teman-teman kantor yang kau bilang biasa dugem di kafe-kafe sampai pagi? Sudah berapa kali kakak bilang jauhi mereka! Dan laki-laki itu, apakah bisa disebut laki-laki baik kalau dia tak pernah absen mengirim puisi-puisi sentimentil untukmu? Jangan-jangan dia juga biasa mengirim puisi-puisi itu ke perempuan-perempuan lain. Atau gara-gara dia selalu mengirim sms untuk mengingatkanmu sholat, lalu kau anggap dia itu laki-laki baik? Ironisnya, mengapa dia tidak mengirim sms yang sama kepada teman-temanmu yang lain supaya mereka juga ingat sholat...” “Ah, pasti kakak mau bilang bahwa dia bukan laki-laki yang tepat untuk adik, kan? Kak, yang namanya laki-laki sholeh itu jauuuuh...jauh di ujung laut sana. Kalaupun dia mau berlabuh, pasti akan memilih dermaga yang bagus. Dermaga yang cantik, pintar, kaya, tinggi, putih bersih, dst...dst! Kalau seperti aku dengan tampang cuma nilai enam, IQ standar, pegawai biasa dan kulit sawo kematangan sih nggak bakal masuk hitungan. Waiting listnya kepanjangan, kak!” “Ya, berusaha dong menjadi dermaga yang bagus. Dermaga yang bagus kan nggak selalu dengan kriteria seperti itu. Perbaiki dermagamu dengan mempercantik akhlak, memperbanyak ibadah, meningkatkan potensi diri, dengan izin Allah pasti akan ada yang berlabuh juga.” “Kakak nggak ngerti sih. Siapa sih yang nggak mau berjodoh dengan laki-laki pilihan yang punya tujuan hidup sama dengan kita. Laki-laki sholeh, yang akan membimbing istri dan anak-anak ke surga...Kalaulah pada akhirnya adik berjodoh dengan laki-laki yang “biasa-biasa saja”, bukan sesuatu yang nggak mungkin kan kalau adik yang justru membimbing dia ke arah sana?” “Dik, kakak sangat mengerti kegundahan hatimu, karena kakak pernah mengalami masa-masa usia krisis sepertimu. Dalam keputus-asaan, kakak mencoba mencari si dia dengan cara kakak sendiri, tabrak sana sini. Kakak pun dulu mempunyai prinsip yang sama denganmu, bertekat akan bimbing si dia menjadi laki-laki yang sholeh. Mencari-cari waktu agar sering bersama, mengenalkan si dia lebih jauh dengan Islam. Meski tak pernah dijamah, tapi itu namanya sudah berdua-duaan, berkhalwat! Toh, semua berakhir mengecewakan, si dia tak seperti yang kakak harapkan. Mudahnya berpaling ke perempuan lain, karena dengan kakak banyak yang tak bolehnya. Begitu seterusnya, beberapa bahkan ada yang sudah ikut pengajian rutin sebelum kenal dengan kakak. Mereka sempat membuat hari-hari kakak begitu berbunga-bunga, sekaligus menderita! Karena semua bunga itu semu, dan tak akan pernah menjadi buah. Kakak merasa lelah, capek! Ternyata apa yang kakak harapkan dengan melanggar takdir itu pun tak pernah membuahkan hasil. Kakak telah mencoreng muka sendiri, hina rasanya dimata Allah, dan malu dengan teman-teman seperjuangan. Tapi Allah Maha Pemurah dan Penyayang, Allah mengirimkan seorang laki-laki pilihanNya, seorang yang begitu baik untuk kakak. Ketahuilah dik, rasa bersalah itu tidak pernah hilang, meski si Abang ikhlas dan mau mengerti dengan “story” kakak sebelum menikah dengannya.” “Lalu adik harus bagaimana mengisi hari-hari sendiri, kak? Hampa rasanya, ilmu-ilmu yang adik terima tentang membina rumah tangga sakinah, tentang mendidik dan membina anak, semua itu hanya tinggal sebuah teori indah dalam khayal. Mubazir, karena nggak jelas kapan akan dipraktekkan. Bagaimana jika sampai akhir hayat adik ditakdirkan tetap sendiri, karena laki-laki pilihan itu tak kunjung datang?” “Adikku sayang, percayalah pada takdir Allah dan bersabarlah. Mungkin Allah belum mengabulkan doa-doamu karena belum kau panjatkan dengan segenap kepasrahan, belum kau lepas keangkuhanmu karena kau berusaha menerjang ketetapanNya yang berlaku bagimu. Mungkin juga belum kau tinggalkan segala hal yang mendekati kemaksiatan. Itulah yang menjauhkan terkabulnya doa-doa kita,dik. Ketahuilah jika Allah memang berkehendak, jodoh adik bisa datang tanpa disangka dan diduga. Akan tetapi jika kehendak Allah sebaliknya, Insya Allah, itulah hal terbaik yang ditetapkan Allah bagi dirimu. Mungkin, Allah berkehendak memperjodohkan adik dengan bidadarinya di surga kelak ” *** “Saya terima nikahnya Muthmainnah binti Syaiful dengan mas kawin....” “Alhamdulillah,ya Allah... Kak, hari yang dijanjikan itu akhirnya datang juga. Laki-laki pilihan itu kini mengikat janji untuk berlabuh di dermagaku...” “Subhanallah! Biarkan bulir-bulir bahagia itu luruh di matamu,dik. Kakak bangga, kesabaran adik pada akhirnya berbuah kebahagiaan. Kesucian dermagamu telah kau jaga dengan baik, dan hanya kau peruntukkan bagi laki-laki sholeh yang mulai saat ini akan menemanimu menempuh bahtera kehidupan, dunia akhirat. Barokallah, semoga Allah memberkatimu dan memberikan berkah atas kamu serta menyatukan kalian berdua dalam kebaikan, adikku sayang...” Melati Salsabila,The Netherlands
Kafemuslimah.com - Thursday, 02 September 2004



Hidup Itu Indah
Penulis: Grifingga Shintamaya Putri (grifinggasp@hotmail.com)

Hidup itu indahJika Allah selalu di hatiKarena Allah...Membaguskan yang burukMenyembuhkan yang sakitMelapangkan yang sempitMengayakan yang miskinMeringankan yang beratHingga hidup menjadi indahSeindah ciptaanNya..Hidup itu perjuanganJika Allah selalu di hatiKarena Allah...Maha MenatapMaha MendengarMaha TahuHingga aku ta' bisa lari dari-Nyadengan menuruti hasratku..Hidup itu tenangJika Allah selalu di hatiKarena Allah adalah Penenang SejatiHingga galau, risau, dan juga gelisah lenyapSaat aku ingat cintaNya...Hidupku adalah izinNyaSudah seharusnya aku berbakti padaNya Apapun yg DIA berikanAneh kiranya cinta untukNya terbagi dgn yg lainSedangkan nikmatNya, cintaNya, untukku Tiada pernah terbagiAneh juga kiranya jika hati menjadi risau dan galauSedangkan petolonganNya begitu dekat..Aku harus tegarAku juga harus tegasHingga Rasul bangga melihatkuberjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegas kuNamun semuanya itu tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaranKarena Allah senantiasa bersama orang2 yang sabarSabar menghadapi segalanyaKarena Allah selalu dihatiHingga yakin Allah Yang Maha Pengasih akan membantukuAndai Allah sudah dihatiTiada masalah yang tidak dapat teratasiAllah Maha BerkuasaDIA memungkinkan yang tidak dan tidak Memungkinkan yang mungkinSemua kejadian karena izinNya, kasih dan cinta-NyaAllah Maha Baik dan DIA selalu memberi yg terbaik untukkuAllah Maha Indah dan DIA selalu memberi yg terindah untukkuCukup serahkan segala urusan padaNya Karena DIA Penentu SejatiHingga aku tak mengenal risau, galau, apalagi gelisah...
Kafemuslimah.com - Sunday, 18 July 2004

Dongeng Bunga-bunga Surga
Penulis: Aura Sinay

Ah. Kau langsung tersenyum saat melihat bungaku. Aku sudah menduganya. Sungguh, aku tak berniat untuk menyombongkan diri, tapi mereka yang melihat selalu mengatakan bahwa bungaku indah. Ah. Aku malu. Hanya kepada Allahlah pujian itu patut disampaikan. Aku hanyalah makhluk ciptaan-Nya. Tentulah Allah Maha Indah. Awalnya, aku hanyalah sebutir benih yang diterbangkan oleh angin ke sana ke mari. Hingga akhirnya angin menghempaskanku dengan lembut pada sebuah taman di bumi yang tidak begitu indah, namun sangat layak untuk kutumbuh. Tanahnya hangat memelukku hingga membenamkanku ke dalam bumi-Nya. Tanah itu biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa, kecuali kegigihan dan ketulusannya dalam memberiku mineral-mineral, entah sampai kapan. Aku sendiri tak tahu harus membalasnya dengan apa. Hanya Allah yang mampu membalasnya dengan sebaik-baik karunia. Yang dapat kulakukan hanyalah mengerahkan segenap kekuatanku untuk memekarkan bunga-bunga yang indah. Walaupun kemudian pujian itu mereka tujukan padaku, bukan kepada tanah yang kupijak. Kian hari kurasakan tanah itu semakin hangat memelukku, hingga akarku kuat mencengkeram bumi dan menopang ranting yang sebenarnya rapuh bagi mekarnya bungaku. Ah, segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan rahmat di bumi ini.Taman tempatku tumbuh tidak berpagar besi yang kokoh lagi megah, tapi hanya sebarisan pagar kayu yang cukup kuat untuk memastikan setiap orang yang melihat bahwa di sini ada taman bunga yang tersendiri. Kuakui, aku sering merasa tak puas dengan taman yang kutempati ini. Ingin rasanya berpindah taman. Di luar terlihat indah sekali. Tapi rasanya tak mungkin aku meninggalkan taman ini tanpa bungaku. Justru menjadi kewajibanku untuk memekarkan bunga-bunga khas taman ini dengan tulus. Ya, di luar sana memang terlihat sangat indah. Bunga-bunga yang bermekaran di luar sana sering mengejutkan setiap makhluk yang melihatnya. Mereka tak pernah menyangka ada bunga-bunga yang sangat indah di sudut-sudut bumi yang tersembunyi itu. Bunga-bunga itu memekarkan bentuk, warna, dan wanginya masing-masing, mengingatkan kita untuk segera memuji kebesaran-Nya.Pernahkah kau mendengar kisah tentang bunga-bunga di luar sana ? Aku pernah mendengarnya, dari angin yang senantiasa menghembuskan kisah-kisah bumi. Di luar sana ada pohon bunga yang rapuh. Dahannya rapuh, tapi akarnya kuat mencengkeram tanahnya. Setiap saat akarnya gigih mencari mineral-mineral tambahan bagi pertumbuhannya, walau akhirnya sering terbentur dinding potnya. Pot? Ya, ia tinggal dalam sebuah pot bunga yang besar dan indah. Pot bunga itu terbuat dari baja kuat yang dingin (beruntunglah ia karena masih ada tanah yang hangat memeluknya). Pot itu berlapiskan emas dengan ukiran-ukiran yang indah.Awalnya aku tak mengerti mengapa mereka (manusia-manusia itu) memperlakukan pohon bunga itu dengan sangat istimewa. Namun kemudian angin yang menceritakan kisah ini memberitahuku bahwa ia adalah pohon bunga yang langka. Hanya ia yang tersisa di muka bumi ini. Tidak. Bukan tersisa. Justru ialah satu-satunya di muka bumi ini. Tak ada lagi pohon bunga yang sejenis dengannya. Karena ia adalah pohon bunga cangkokan. Pintar sekali manusia-manusia itu memadukan dua pohon induknya (Mahasuci Allah, pemilik segala ilmu). Namun sepertinya perhitungan mereka agak meleset. Dahan pohon yang dihasilkan sangat kecil dan tipis. Ia pun mudah terserang hama sehingga mereka harus memberikan perlakuan ekstra untuk pohon itu. Mereka berikan berbagai macam pupuk khusus dan menyiraminya secara teratur agar ia dapat tumbuh dengan normal. Hasilnya pun sangat mengejutkan. Mereka sendiri tak menduga, bunga yang dimekarkannya begitu indah. Ia menebarkan wanginya yang khas. Madunya menjadi makanan bagi kumbang-kumbang yang mau mendatanginya. Rantingnya yang panjang dan kecil menari-nari mengikuti irama yang dilagukan oleh sang angin. Harapannya hanya satu, angin akan membawa serta benih-benihnya, mencarikan tempat-tempat yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman sejenisnya kelak. Ia tak pernah meminta angin untuk menghembuskan kisahnya. Jangankan memikirkan hal seperti itu, menyadari keindahan bunganya sendiri pun tidak. Tapi angin telah membawa serta berita keindahan bunganya ke setiap penjuru bumi. Dan setiap pohon bunga yang mendengarnya akan menari-nari, melagukan kesyukuran seolah tiada henti. Termasuk aku.Ah. Aku jadi malu. Dahanku yang cukup kuat justru kalah dengannya. Dahannya tak pernah berhenti mencari sinar sang mentari yang dapat merangsang pertumbuhannya dengan memberikan banyak kehangatan. Sementara aku ? Ah, entahlah. Aku masih harus banyak belajar darinya. Kini ia tumbuh meninggi. Semakin dekat dengan sang mentari. Hingga pohon-pohon lain di luar pagarnya dapat membuktikan keindahannya. Aku sering terkikik geli saat sang angin menceritakan bahwa terkadang pohon-pohon itu mencuri pandang, terpesona pada keindahan alami bunganya. Lalu mereka kembali melantunkan lagu kesyukuran, hingga serinya menebar ke seluruh penjuru taman hati.Ah. Allah pastilah menyayanginya. Dan sang angin tak berhenti menghembuskan kisah-kisah bunga dari muka bumi ini. Suatu hari ia pernah bercerita, di luar sana ada pohon bunga yang masih sangat muda, tapi dahannya sudah kuat, dan akarnya kokoh mencengkeram bumi. Bunga yang dimekarkannya pun tak kalah indah dengan bunga-bunga lainnya. Ia memiliki kekhasan tersendiri. Di saat pohon-pohon lain menari-narikan bunga-bunganya yang indah dengan gemulai kepada seluruh penghuni bumi, ia justru enggan melakukannya. Yang ia lakukan hanyalah melagukan kesyukuran tanpa henti. Bahkan ia menumbuhkan banyak duri yang tajam di dahannya yang kokoh. Ia hanya tak ingin bunganya dipetik oleh sembarang orang. Ia juga tak ingin ada hama yang mengganggu atau bahkan merusak bunganya. Semua itu ia lakukan karena ia tahu betul, bunga yang dimekarkannya tak pernah bertahan lama. Tak lama setelah mekar, kelopaknya akan gugur ke bumi, seperti mawar. Ini sudah menjadi kodratnya. Namun ia tak sedikit pun mengeluh. Sebuah pemikiran yang cerdas. Ah, tak pernah terpikirkan olehku. Padahal aku tumbuh lebih dulu dan bungaku lebih rapuh darinya. Lalu angin mengenalkannya padaku. Ia pohon bunga yang menyenangkan. Aku cepat akrab dengannya, walaupun letak taman kami saling berjauhan. Kami berkirim salam lewat angin. Berbagi rasa pun kami lakukan lewat angin. Maha Besar Allah yang telah menciptakan angin. Ia pernah menyampaikan kegundahannya lewat hembusan angin yang lembut. Seekor lebah memintanya menyisakan madu bagi dirinya pada suatu hari di waktu yang telah mereka sepakati. Ia menyanggupinya. Di luar dugaan, pada hari yang telah disepakati itu, bunganya tak mekar tepat pada saatnya. Dan ia tak kunjung melihat lebah itu datang di antara lainnya. Ia panik. Ia takut lebah itu akan marah kepadanya. Aku tak melupakan janjiku. Aku tak ingin mengingkarinya. Aku tak menyangka jika embun pagi ini lebih sedikit dari kemarin sehingga aku harus bersabar dalam memekarkan bungaku agar aku tak kehilangan banyak energi. Aku tak bermaksud membuatnya kelaparan, kan.? Begitu sedih angin menceritakannya padaku.Aku tahu. Rasanya lebah itu tak akan kelaparan. Bunga-bunga lain masih menyisakan madu untuknya. Ia tak akan menjadi begitu lapar karenanya. Angin hembuskan prasangka-prasangka baik padanya. Dihempaskannya jauh-jauh prasangka-prasangka buruk si bunga pada si lebah. Tak kuduga, ia menolak hembusan itu. Ia yakin sekali lebah itu akan marah lagi kepadanya. Ternyata hal ini terjadi untuk kedua kalinya. Sebelumnya ia pernah menjanjikan hal yang sama pada lebah yang sama. Ketika saat yang dijanjikannya tiba, bunganya tak siap untuk mekar. Sementara bunga-bunga lain yang mekar lebih awal pada dahannya telah habis madunya, dihisap lebah-lebah lain yang datang lebih pagi. Ia sendiri tak menduga jika lebah-lebah yang datang hari itu lebih banyak dari sebelumnya.Lalu lebah itu marah padanya. Untuk beberapa lama ia tak menghampiri bunga itu lagi. Bahkan lambaian kelopaknya pun tak ia balas. Sedemikian marahnyakah lebah itu padanya? Kusampaikan lewat angin yang lembut menerpa, jika ia memang seekor lebah sejati, tentulah ia akan bersabar. Ia tak akan berhenti begitu saja. Lebah itu akan mencari madu pada pohon bunga yang lain. Lebah itu makhluk yang gigih.Ia tetap gelisah. Kehilangan akal, kugoda bunga itu. Kutanyakan lewat angin tentang seberapa istimewanya lebah itu baginya hingga ia begitu gelisah. Tak kusangka, angin yang kembali membawakan pesannya datang menghentak. Ia tak pernah menganggap istimewa pada lebah itu. Ia hanya tak ingin menyakitinya. Ia berusaha untuk membahagiakan semua lebah yang datang kepadanya. Ah, memang salahku. Saat itu memang bukan waktu yang tepat untuk menggodanya. Akhirnya si lebah itu datang juga. Kuminta padanya untuk tak marah pada si bunga. Lebah itu mengangguk sambil tersenyum dan mengepak-ngepakkan sayapnya dengan lincah. Ah, lega rasanya.Pernahkah kau mendengar sang angin menghembuskan kisah bunga lainnya ? Di lain waktu, ia berkisah tentang sebuah pohon bunga di luar sana yang rapuh, sama dengan bunga dalam pot yang indah itu. Tahukah kau jika keduanya bersahabat ? Ya, juga dengan beberapa bunga dan lebah lainnya. Mereka sangat dekat. Sampai-sampai si bunga selalu memimpikan saat-saat di mana mereka bersama menarikan kelopak-kelopak bunga, menebarkan wangi, mencairkan madu, menghias indahnya dunia dalam satu taman yang luas, menghabiskan sisa waktu hidupnya bersama mereka dengan penuh cinta yang hanya karena-Nya.Sisa waktu ? Ya ! Bunga itu tahu benar seberapa rapuh dirinya. Ia percaya benar akan adanya kuasa Tuhan. Ia tinggal menunggu, saatnya pasti tiba. Walaupun masih ada kemungkinan turunnya mukjizat Tuhan, ia benar-benar siap dengan kemungkinan terakhir yang akan terjadi pada dirinya, yaitu dijemput oleh Izrail.Ia benar-benar pasrah dalam menghadapi kenyataan. Kenyataan bahwa episode kehidupannya di dunia akan segera berakhir. Hatinya begitu dipenuhi rindu pada satu Kekasihnya, Rabb semesta alam. Tak sedikit pun keluh dan sesal menghinggapi hatinya. Semangat hidupnya begitu tinggi. Senyumnya secerah mentari. Ya Rabbi, aku benar-benar malu. Aku lebih kuat darinya. Tapi aku sering meragukan pertolongan-Mu ? Lalu angin berhembus sedih, bunga itu…. telah mati! Bunganya layu dan kelopaknya gugur ke bumi. Tangkainya roboh dan akarnya terlepas dari tanah. Allah telah mengutus Izrail untuk menjemputnya. Seketika itu juga alam berduka. Manusia-manusia itu membawa jasad si bunga ke sebuah taman yang jauh dari taman asalnya. Ia disemayamkan di belakang sebuah villa di suatu dataran tinggi. Taman tempatnya bersemayam itu dekat dengan tamanku. Namun entah di mana. Sahabat-sahabatnya bersedih. Karena tak ada satu pun dari mereka yang tahu pasti letak taman itu. Mereka sangat merindukan si bunga. Hingga kini mereka masih merindukan si bunga. Tak sebatang nisan pun dapat mereka ziarahi. Maka kini hanya namanya yang mereka kenangi, cerianya yang mereka rindui, dan doa tulus yang mereka kirimi.Kau pun akan selalu mendengar lantunan keindahan si bunga yang kini terpatri di prasasti setiap taman hati mereka yang mencintainya.Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha PenyayangBila rindu adalah rasa sakit yang tak menemukan muaranyaPenuhilah rasa sakitku dengan rinduku padaMu (ya Allah)Dan.. jadikanlah kematianku sebagai muara pertemuanku denganMu (ya Allah)Amin ya Allah ya Rabbal Alamin PadaMu kumohon... padaMu ku minta Ingat kepadaMu tiap waktu Dimana ku berada.. kemana ku kan pergiJagalah dan lindungilah akuIngatkan.. apabila aku melangkah keliruSadarkanku kembali pada kebenaranIngatkan ku berdo'a memohon ampun dosaAgar hidupku selalu tenang dan mencapai ridhaMuAkan ku jalani semua ini dengan penuh rasa ikhlas dan tawakalTak ada sesal di hatiku atas semua yang telah terjadi pada dirikuAku akan selalu tersenyum menyambut datangnya fajar di pagi hariYang terbias indah di tengah hangatnya dekapan awan putih Akan kulalui hari-hariku di tengah cerahnya sinar sang mentariDan di tengah kelembutan cahaya bulan di waktu malamKehidupan ini laksana pelangiBeraneka ragam warna kehidupan akan kita hadapiAda kalanya kita sehat dan sakitAda kesedihan dan kebahagiaanAda rindu dan kecewa Ada susah dan senangJuga ada pertemuan dan perpisahanJalanilah pelangi kehidupan itu Dan hiduplah seindah warna warna pelangiWalau penuh dengan lingkaran warna hitam dibelakangnyaNamun tetap indah menyenangkan bagi yang melihat kehadirannya?(Puisi karangan: Rafika Damayanti,alm)Bunga-bunga yang dikisahkan oleh sang angin adalah bunga-bunga yang tumbuh di bumi. Bunga-bunga yang menambah deretan bukti panjang tanpa akhir akan adanya kuasa Illahi di alam ini. Bunga-bunga yang melagukan kesyukuran dan kerinduannya pada Illahi tanpa henti.Kau, aku, kita semua akan terus mendengar kisah-kisah bunga itu dari sang angin. Angin yang selalu menghembuskan kisah-kisah bumi. Namun bila telah tiba saatnya nanti, mungkin kau akan mendengar kisah ini dari angin yang menghembuskan kisah-kisah surga. Dan kau akan mendengar darinya bahwa bunga-bunga itu kini menghiasi taman surga. Wallahu’alam bishawab.***This story is based on true stories of our beloved sisters at #myquran : Popy, Mita, and Fika (alm);ana uhibbukum fillah!
Kafemuslimah.com - Sunday, 18 July 2004

Kenangan Indah untuk Mantan Kekasih
Penulis : Ade Anita (adeanita_26@yahoo.com.au)

Seorang sahabat dengan wajah sangat bersedih datang ke rumah saya. Belum lagi uraian keterangan menghiasi pembicaraan, air matanya telah berderai dengan deras hingga akhirnya tercetuslah keinginan yang sungguh mengagetkan saya.“Saya ingin mati saja. Buat apa saya hidup lebih lama lagi jika begini keadaannya? Saya ingin bunuh diri mbak.”Innalillahiwainnailaihirajiun. Sesungguhnya, segala sesuatu itu datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Itu yang sesungguhnya. Artinya, hidup dan mati kita ada di tangan Allah. Tak seorang pun yang kuasa untuk mendatangkan kematian pun tak ada seorang pun yang kuasa menghadirkan kehidupan. Tapi mendengar keinginan yang tercetus tersebut, tak urung membuat saya tercenung. Mengapa? Mengapa tercetus keinginan yang sebegitu dasyat tersebut? Apakah memang hidup sudah begitu memuakkannya hingga harus segera diakhiri? Apakah hidup memang sudah sangat sedemikian tidak berartinya hingga harus segera dihentikan? Apakah karena hidup sudah begitu tak sedapnya hingga harus disingkirkan? Tak ada yang tahu jawabannya.Tapi ada reka-rekaan. Yaitu urutan awal permasalahan atau biasa disebut sebab musabab hingga lahirlah keinginan dasyat tersebut. Yaitu kehendak yang tidak tercapai.Usut punya usut, ternyata sahabat saya itu baru putus cinta dengan kekasihnya. Kekasihnya itu memutuskan hubungan karena dalam perjalanan percintaan mereka, kekasihnya tersebut bertemu dengan orang ketiga yang ternyata dirasakan lebih cocok ketimbang ketika bersama dengan sahabat saya itu. Akhirnya. Sahabat saya ditinggalkannya dan jadilah kejadian kemarin terjadi. Sahabat saya merasa kecewa berat dan ingin bunuh diri karenanya. Apakah ini jalan pintas?“Buat apa kamu bunuh diri hanya karena putus cinta?”“Entahlah mbak. Saya ingin mati saja karena saya sangat mencintai dia. Rasanya hidup ini tidak akan indah lagi jika dia tidak ada di sisi saya.” (Alamak.. )“Tapi apa dampak terbesar yang akan kamu peroleh dengan peristiwa bunuh diri tersebut?” Saya bertanya padanya, mencoba mengajaknya berpikir dahulu sebelum dia melakukan peristiwa dasyat tersebut.“Yang pasti, dia akan tahu bahwa saya sangat kecewa dengan tindakannya itu dan agar dia tahu bahwa saya sangat mencintainya.”“Hanya itu?”“Ya, Hanya itu.”“Hanya itu?” Kembali saya bertanya dengan pertanyaan yang sama. Sahabat saya tidak menjawab. Sebaliknya dia mengkerutkan keningnya keheranan karena saya bertanya dua kali. Lalu saya kembali bertanya, “Ayo apa lagi alasannya, masa hanya itu?” Dia semakin keheranan.“Apa lagi?” Ujarnya.“Terserah. Tapi saya mengharapkan jawaban alasan yang lebih dasyat dari itu. Bunuh diri itu peristiwa yang sangat dasyat. Ganjarannya kamu akan masuk neraka, kelanjutannya kamu tidak akan lagi hidup di dunia ini, sambungannya kamu akan berdiam di alam kubur dengan azab kubur yang menanti. Ke depannya, semua kenangan yang pernah kamu miliki akan dilupakan orang. Semua prestasi, semua pangkat, semua kedudukanmu akan habis dilupakan orang. Yang orang akan kenang dari dirimu hanya satu, itu si A yang mati bunuh diri karena putus cinta. Tak ada lagi yang kenal kamu sebagai A yang pandai, atau yang cantik, atau yang berprestasi, dan sebagainya. Jadi, untuk semua itu, untuk memperoleh semua kemalangan yang bererot panjang tersebut setelah kamu meninggal kelak, harus ada alasan yang maha dasyat. Sangat dasyat. Itu sebabnya saya bertanya, mengapa hanya itu alasannya.” Sahabat saya tercenung.“Tapi setidaknya saya bisa menunjukkan pada mantan saya itu bahwa saya sangat mencintainya.”“Dia tahu itu. Itu sebabnya selama ini dia bersedia jadi pacar kamu.”“Saya ingin dia tahu bahwa saya sangat kecewa dengan tindakannya.”“Dia mungkin tahu itu. Tapi kamu harus ingat satu hal. Dia juga tahu apa yang dia inginkan untuk kebahagiaan hidupnya sendiri. Bisa jadi, sebelum dia bertemu dengan orang lain, dia terus mempertimbangkan apakah kamu memang layak jadi pendamping hidupnya. Setelah waktu berjalan dan tanpa sengaja bertemu dengan orang lain, dia akhirnya sadar bahwa kamu bukan yang terbaik untuk kebahagiaan hidupnya. Percayalah. Dia tahu bahwa sudah mengecewakan kamu, tapi dalam hal ini, dia di hadapkan pada dua pilihan. Kebahagiaan dia sendiri atau kebahagiaan kamu. Jika dia bertahan denganmu, bisa jadi dia akan bahagia tapi mungkin hanya sampai huruf M, tidak sampai Z, dan dalam perkiraannya dia akan mencapai kebahagiaan sampai huruf Z jika bersama dengan yang baru. Begitu. Semua orang jika dihadapkan pada pilihan antara dirinya dan diri orang lain, maka cenderung untuk lebih memilih dirinya terlebih dahulu baru orang lain. Apalagi hal-hal yang menyangkut warna hidup kita seterusnya.”“Kalau begitu biarlah dia mengenang saya selamanya.”“Percayalah, jika kamu tetap mempertahankan hidup, lalu di hari depan kamu lebih berprestasi ketimbang hari ini, kenangan indah yang ada di dalam benaknya lebih berarti karena akan menerbitkan kebanggaan. Bisa jadi, dia suatu hari akan melihat wajahmu di koran misalnya karena baru habis memenangkan nobel misalnya sambil bilang, ‘lihat, dulu dia pernah jadi teman dekat saya’. Itu kenangan yang dasyat ketimbang kenangan memperhatikan wajahmu di photo album dengan pandangan kasihan karena kamu mati bunuh diri.” Ah. Jika hidup masih bisa diberi arti yang lebih spesial dan bermakna, mengapa harus diakhiri dengan cara melawan takdir?Jakarta, mei 2004
Kafemuslimah.com - Monday, 26 July 2004

Kerinduan akan-Mu
Penulis: iyannomama@yahoo.com

Adalah kerinduan akan-Mu,seret aku ke atas hamparan sajadah initenggelamkan aku dalam lautan tasbih tak bertepiAdalah kerinduan akan-Mu,tuntun aku telusuri baris-baris kalam-Mumencari makna di balik keindahan kataYaa Ghofur….Yaa Mujib….Larut aku dalam munajat panjangkuPasrah dan berserah di tengah pengharapanakan terbalasnya rindu ini.......Yaa Majid.....Yaa Muhaimin....Adakah rindu yang lebih indah,selain kerinduan akan-Mu.........Bumi Sapporo, 26082004

Setetes Embun

Di mulakan dengan Basmallah Assalamu’alaykum wr wbWalaupun sudah ada segala-galanya.Apalagi yang tidak ada di surga, namun Nabi Adam as tetap merindukan Siti Hawa.Kepada wanitalah lelaki memanggil Ibu, Isteri atau Puteri.Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki.Tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah, karena mereka diciptakan begitu rupa oleh Dia. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIARJANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN,NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITAYang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah.Kenalkan mereka kepada Allah, Zat yang Kekal, Disitulah kuncinya.AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMUHATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMANPERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAKSuburkanlah mereka karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan.Akan terhibur dan berbahagialah mereka.Walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, Presiden ataupun Perdana Menteri NegaraAtau Woman Gladiator.Bisikkan ke telinga mereka bahwa Kelembutan Bukan Suatu Kelemahan.Sebaliknya disitulah mereka kasih sayang Tuhan, karena Rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkanLelaki-lelaki wajah : Negarawan, Karyawan, Jutawan dan wan-wan lain.Tidak akan lahir Superman tanpa Supewoman.Wanita yang lupa akan hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan.Tanpa ilmu, iman dan akhlak bukan saja tidak bisa diluruskan.Bahkan mereka pula bisa membengkokkan.LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUANDARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKISEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKIItulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan.Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki.Kini, bukan saja banyak Boss telah kehilangan sekretarisnya,Bahkan anakpun akan kehilangan Ibu,suami kehilangan isteri,Dan bapak akan kehilangan Puteri.Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara.Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, limpa dan hati. Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan.Tapi binalah kepemimpinan.Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah, Pimpinlah diri sendiri dahulu kepada-Nya.Jinakkan diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala-galanya di bawah pimpinan kita.JANGAN MENGHARAP ISTERI SEPERTI SITI FATIMAH,KALAU PRIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYYIDINA ALIAfwan .....Wassalamu’alaykum wr wbDiakhiri dengan Hamdallah.(diambil dari sebuah milist, beberapa tahun silam)
Kafemuslimah.com - Wednesday, 03 March 2004
Kafemuslimah.com - Sunday, 12 September 2004

Doakan Aku, Sayang

“Kamu berhak mendapatkan yang terbaik.” Kalimat itu muncul kembali dalam benakku. Pernah terluncur dari bibir sahabatku saat percakapan panjang di telepon itu berakhir pada keputusanku untuk tetap menikahi seorang lelaki yang menurutnya tidak tepat untukku. Lelaki itu kini menjadi ayah dari calon anakku. Seminggu kami berdebat. Dia sahabatku tersayang, tempat biasa aku bercerita banyak, mungkin sambil tergugu. Tentang aku, tentang dia, tentang ibuku yang dingin, tentang ibunya yang kolot. Tentang adik-adik kelas kami di sekolah borju yang semakin memprihatinkan. Tentang kampus berembun ditingkahi gilasan roda kereta di rel. Di tengah kedongkolan akan jadwal telat kereta yang berbarengan dengan jadwal kuliah Pengantar Lingustik Umum. Sambil berbicara tentang kakaknya yang sudah menginjak tiga puluh limaan tetapi belum ditemani pendamping. Kini kami berdebat tentang sesosok lelaki yang berniat menjadi pendampingku. Dan kini tidak lagi ditingkahi hiruk pikuk suasana Tebet-Depok, melainkan melalui sambungan telepon kantor. Temanku ini yang bertugas “mewawancarai” lelaki itu. Pada awalnya begitu banyak kesamaan yang diceritakan temanku itu tentangnya. Katanya aku begitu banyak miripnya dengan lelaki itu. Aku suka berpetualang, begitu juga dia yang suka kemping ke sana ke mari. Ketika menelisik lebih jauh dirinya, banyak juga perbedaan dalam diri kami. Dan temanku yang pertama kali menunjukkan itu. Ternyata ia bukan orang berada, karena itu dulu ia harus mengalah berhenti dari kuliahnya demi adiknya, dan dia harus bekerja. Padahal saat itu ia baru saja mencicipi semester tiga informatikanya. Saat ia bingung harus memikirkan bagaimana mencari tambahan biaya untuk keluarga –karena ayahnya baru saja diPHK—mungkin aku sedang duduk-duduk bersama teman kuliahku sambil bersenda di kursi taman kampus. Lalu saat itu ia harus rela hanya kuliah diploma satu demi menggenggam sebuah ijazah selain ijazah SMU. Karena itulah, kemudian mencari definisi sepadan menjadi sangat sulit bagi kami. Dan temanku tersayang yang pertama kali melontarkan bahwa mungkin aku bukan untuk lelaki itu dan dia bukan untuk aku. Berhari-hari aku mencari jawaban. Apakah tesis itu benar adanya? Semua yang aku tanya rata-rata menjawab demikian. Terlebih lagi kakak ipar lelakiku. Lelaki itu tidak pantas untukku. Entah mengapa ada satu sisi nuraniku yang mengatakan itu tidak benar. Apakah kalau aku lulusan sarjana sementara calon suamiku hanya lulus diploma satu, menjadikan kami tidak serasi satu sama lain? Apakah dengan kewajibannya secara ekonomi terhadap keluarga menjadikannya tidak pantas untukku? Lalu bagaimana dengan Muhammad? Apakah ia tidak layak untuk Khadijah? Hanya karena Muhammad seorang lelaki miskin? Mungkin aku yang terlalu naif atau temanku yang realistis. Aku tidak tahu. Mungkin orang bilang aku gila. Tapi aku tidak bisa menafikan satu suara yang mengatakan bahwa semua itu atribut dunia yang sifatnya relatif, serba tidak pasti, dan sementara. Dan aku tidak ingin keputusanku aku sandarkan pada hal-hal yang aku pikir tidak sesuai dengan orientasiku. Kampung akhirat. Akhirnya kami mendapatkan kesimpulan yang bertolak belakang. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menikahi lelaki itu. “Jadi aku berhak mendapatkan yang terbaik, sementara dia nggak? Seorang residivis pun berhak, kau tau?!” tangkisku sewot. Sementara di ujung telepon, suara khawatir temanku terdengar semakin perlahan. “Aku pengen kamu mendapat yang terbaik. Itu aja,” ujarnya putus asa. “Ya, aku mengerti,” lirihku. “Aku hanya merasa aku bukan apa-apa. Tidak pantas aku minta yang terbaik. Aku sudah curhat sama Allah, dan aku hanya menemukan jawaban ini. Doakan aku ya. Semoga ini benar-benar keputusan dari Allah. Semoga ini yang terbaik.” Kalimat itu yang terakhir aku ucapkan kepadanya. Pagi agung, saat sebuah janji nikah diucapkan lelaki itu di depan ayahku. Sebutir air mata jatuh dari bening mata temanku. Tapi bibirnya membentuk senyum untukku. Doakan aku, sayang… doakan aku, bisikku. al Birrutebarkebaikan@yahoo.com To. V-three. The kewl sista ever! Bunch of kisses. Thanks untuk kebersamaannya saat aku harus memutuskan hal terpenting dalam hidupku.
Kafemuslimah.com - Monday, 26 July 2004

OASE IMAN


Aku Mau Tetap Jadi Guru, Bu...
Penulis: Rafifah

Sebening kaca hatimu ibuTeduh sejuk menyimpan sejuta kasihKau ajak aku dalam hidupmu Yang penuh rintangan Kubersyukur terlahir kedunia ini melalui rahimmuKau ajari aku

berdoa tuk setiap keluh dan kesahSaat kuayun penaku ini, ku sedang mengulang ingatanku tentang kegembiraanku tadi pagi bersama murid-muridku.Hilang sudah rasanya penat seharian, kalau ingat muridku yang lucu-lucu.Terima kasih muridku, kau sungguh lucu. Kadang aku tidak bisa tidur hanya karena tiba-tiba ingat si Iman yang melucu.Atau Salma yang selalu orasi, bak seorang orator ulung. Padahal menyebut huruf “R” saja belum jelas. Ah terlalu banyak kejadian yang mengesankan, Bu…Kalau kutulis semua ibu lelah membacanya. Buku diaryku pun sudah ampun-ampun kalau kumulai menulis tentang anak-anak setiap malam menjelang tidur.Tapi Bu, kusedih kalau ingat perkataan ibu. Sebenarnya sudah lama ibu katakan, mungkin sekarang ibu sudah lupa.Karena ibu sibuk organisasi. Ibu pernah menyuruhku pindah profesi. Kalau ada yang tanya tentang pekerjaanku, ibu selalu menempelkan kata “cuma jadi guru”. Ah gadinya kecil tidak seberapa, apalagi ngajar Tk.Tapi sungguh Ibu, menjadi guru menjadi cita-citaku sejak kecil. Masih ingatkah ibu, betapa senangnya aku mengumpulkan anak-anak tetangga.Lalu kuajari menyanyi, kuhibur mereka dengan aneka cerita, hingga tidak ada anak yang bersedih.Waktu itu kubayangkan ku jadi guru yang sayang pada murid-muridnya. Sekarang tercapai sudah cita-citaku, Bu…Aku jadi bu guru sekarang. Duh senang lho, Bu… Bagaimana tidak hatiku selalu terhibur oleh lucunya anak-anak. Kadang rasa sakit bulananku bisa hilang, karena kulupa. Hatiku terhibur oleh suara anak-anak yang bersenandung.Aku jadi semangat belajar semua ilmu. Kalau anak muridku tanya sesuatu, aku sudah tahu. Malu khan kalau bu guru selalu jawab tidak tahu. Apalagi anak-anak muridku senang bertanya ini itu. Ada sebuah tulisan bagus yang pernah kubaca, siapa yang mengajarkan kebaikan, maka semua makhluq Allah akan memintakan ampun, hatta ikan yang ada di laut. Aku mau tetap mau jadi guru, Bu… sampai maut menjemputku.
alhikmah.com [27.12.2003]

Harmoni Qur'an dan Sains
Penulis: Ihdina Sukma Dewi

Berbicara tentang sains dan hubungannya yang harmonis dan tanpa pertentangan terhadap Al Qur'an masih merupakan sesuatu yang paradoks di dalam masyarakat kita. Invasi pemikiran yang berlandaskan sekularisme yang menjalar dengan pasti dan tanpa terasa (baca: ghazwul fikri) telah menciptakan suatu fenomena dimana banyak orang terjebak dalam suatu dikotomi pemikiran terhadap al-qur'an dan sains. Tanpa disadari, banyak orang yang menganggap bahwa al-qur'an dan sains merupakan hal yang terpisah. Sudah selayaknya kita sebagai kaum intelektual muslim meluruskan penyimpangan pemikiran semacam ini dan menanamkan kembali pemahaman bahwa al-qur'an dan sains merupakan suatu hubungan yang harmonis. Tidak satu pun ayat-ayat al-qur'an yang bertentangan dengan kemajuan sains dan teknologi, bahkan banyak fenomena kemajuan sains dan teknologi yang termaktub di dalam al-qur'an. Hanya sayangnya, fenomena-fenomena sains dan teknologi yang terdapat di dalam al-qur'an diteliti dan dikembangkan bukan oleh ummat Islam sebagai pemilik kitab tersebut tetapi oleh orang-orang non muslim yang bisa dikatakan 'jauh' darinya. Dan hal inilah yang menyebabkan kemunduran ummat Islam dalam bidang sains dan teknologi setelah sempat mengalami puncak keemasan pada sekitar abad ke-12. Di dalam kitabnya Jawahir Al-Qur'an, Imam Al-Ghazali membahas dalam bab khusus bahwa Al-Qur'an merupakan sumber dari seluruh cabang ilmu pengetahuan, baik yang terdahulu maupun yang akan datang dan yang telah diketahui maupun yang belum diketahui. Hal ini bukanlah sesuatu yang terlalu berlebihan, karena telah banyak bukti yang mengarah kepada hal tersebut. Berikut ini akan dicontohkan segelintir fenomena sains dan teknologi yang terdapat di dalam al-qur'an, dari berbagi bidang ilmu: Teorema SingularitasTeori yang melambungkan nama Stephen Hawking, seorang fisikawan teoritik Inggris, dan Roger Penrose, seorang matematikawan Inggris pada pertengahan1960-an ini menjelaskan tentang permulaan alam semesta. Dalam teori singularitas tentang permulaan alam semesta disimpulkan bahwa ada suatu keadaan dimana jarak ruang-waktu antara semua benda yang ada di jagat raya ini sama dengan nol, dan keadaan ini berlangsung sebelum terjadinya dentuman besar (big bang). Eksistensi keadaan singularitas sebagai awal dari alam semesta ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam al-qur'an surah Al-Anbiya 30: "Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya..."Tak ada yang dapat mengetahui apa yang terjadi sebelum terjadinya big bang (kecuali Allah rab al-'alamin), karena pada saat itu seluruh semesta ini merupakan suatu yang padu dimana tidak ada ruang dan waktu, dan hukum-hukum fisika serta persamaan matematika tidak berlaku. Lebah Sebagai Pelacak Bahan Peledak"... Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya (madu), di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan."Dari potongan ayat diatas kita bisa melihat dan menganalisa tentang tanda yang diberikan oleh Allah tentang keistimewaan salah satu makhluk-Nya yang bernama lebah. Selain memiliki peranan sebagai penghasil madu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, makhluk Allah ini juga ternyata memiliki keistimewaan lain yang sangat bermanfaat bagi manusia, yaitu sebagai pelacak bahan peledak. Para peneliti Amerika Serikat, sebagaimana yang dilaporkan oleh Beyond 2000, telah menemukan fenomena yang menunjukkan bahwa lebah sangat membantu dalam upaya deteksi ranjau atau bahan peledak lainnya. Dengan kemampuan yang dimiliki lebah untuk memperoleh simulasi terhadap bahan kimia tertentu dan mencari bahan kimia yang sama tersebut dimana pun ia berada, dapat digunakan untuk membantu petugas keamanan dalam mencari tempat-tempat yang dipasang bahan peledak. Tentu saja bahan kimia yang digunakan untuk simulasi tersebut adalah TNT. Metoda penemuan yang aman dan murah ini telah dirancang oleh Sandia National Laboratories bekerjasama dengan Universitas Montana, AS. Sekali lagi ummat Islam 'kecolongan' dalam penemuan sains, padahal Allah telah mengindikasikan hal ini dalam surat An-Nahl. Allah SWT juga telah mengistimewakan makhlukNya ini dengan menjadikannya sebagai nama salah satu surat di dalam Al Qur'an, yaitu An-Nahl yang berarti lebah. AstronomiDi dalam Al Qur'an terdapat banyak ayat yang membicarakan tentang astronomi. Dr. Maurice Buccaile -dalam bukunya Al Qur'an, Bible dan sains modern- menyebutkan bahwa ada 40 ayat Al Qur'an yang membicarakan secara khusus tentang astronomi. Berikut ini terdapat beberapa fenomena astronomi yang terdapat di dalam Al Qur'an. Mungkin beberapa fenomena ini telah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi kita. Tapi ingat, Al Qur'an diturunkan 15 abad yang lalu, dimana manusia belum mengerti mengenai masalah astronomi secara implisit dan masih menganggap bahwa bumi merupakan pusat alam semesta (Geosentris). Fenomena astronomi secara implisit baru dipahami oleh masyarakat luas beberapa puluh tahun belakangan ini, dan itu jauh setelah Al Qur'an diturunkan.
Matahari dan bulan memiliki orbit "Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan begimu malam dan siang." (QS 14:33) "Demi langit yang memiliki banyak orbit." (QS 51:11)
Benda-benda langit berasal dari nebula/kabut (Teori Nebula) "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut." (QS 41 : 11 )
Matahari dan bulan memiliki kala revolusi dan kala rotasi "Dan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan" (QS 55 : 5) "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang mengetahui." (QS 10:5)
Jumlah Planet "(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah kaukab (planet), matahari, dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS 12 :4) Selama ini kita hanya mengenal sembilan buah planet dalam galaksi Bimasakti, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Lalu bagaimana dengan pernyataan Al Qur'an bahwa jumlah planet itu? Apakah pernyataan itu keliru? Coba kita tengok penemuan terbaru dari riset yang dilakukan oleh para astronom di AS, bahwa ada suatu penemuan spektakuler tentang planet ke-10 di dalam galaksi Bimasakti. Bagi para ummat muslim, penemuan ini seharusnya bukanlah sesuatu yang spektakuler, karena Al Qur'an telah menyebutkan tentang fenomena ini 15 abad yang lampau. Lalu bagaimana dengan planet ke-11? Hanya dengan perjalanan waktulah hal tersebut akan terungkap. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Reproduksi ManusiaMasalah reproduksi manusia adalah salah satu fenomena biologis yang dibahas di dalam Al Qur'an. Fenomena ini dibahas secara lengakap dan lugas dalam penyampaiannya, termasuk tentang proses penciptaan manusia secara bertahap. "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian." (QS 71:114)Manusia diciptakan dari setetes air (mani), yang bertemu dengan sel telur (ovum) dan mengalami fertilisasi. "Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata." (QS 16:4) "Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)." (QS 75:37) Selanjutnya di dalam rahim terjadilah tahap-tahap kejadian manusia secara embriologis. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS 23 : 12,13,14) Demikianlah tahap-tahap perkembangan janin di dalam rahim menurut Al Quran dan fenomena perkembangan janin dalam rahim ini baru ditemukan oleh para ahli kedokteran pada sekitar awal abad 20 atau 14 abad semenjak Al Qur'an diturunkan. Fenomena-fenomena sains yang memiliki hubungan yang harmonis dan sejalan dengan Al Qur'an di atas hanyalah segelintir dari fenomena sains lainnya yang terdapat di dalam Al Qur'an, baik yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Tugas kitalah sebagai kaum intelektual muslim untuk mengkaji lebih jauh fenomena-fenomena sains yang terdapat di dalam Al Qur'an. Jangan biarkan apa yang telah diberikan Allah sebagai mukjizat kepada kita (Al Qur'an) menjadi sia-sia. Di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini, marilah kita memulai suatu langkah awal yang akan membawa warna baru dalam kemajuan sains dan teknologi demi tegaknya kembali kejayaan Islam yang pernah eksis 12 abad yang lampau. Hal ini dapat dimulai dengan membaca, mengerti dan mampu memahami tafsir Al Qur'an karena hanya dengan berpegang teguh kepada Al Qur'an dan Assunnah-lah kejayaan Islam akan mampu kembali tegak. Dengan meneguhkan azzam kita, semoga Allah menjadikan kita ke dalam golongan ulil albab. Amin. Wallahu a'lam bishawaab. ihdinasukmadewi@gmail.com
eramuslim [05/11/2004]

Ketika Tuhan Bertanya
Penulis: Keusuma Izzati

Satu persatu ayat dalam Ar Rahman mengalun dari pengeras suara di sudut-sudut tiang Masjid Baiturrahman. Perlahan dalam syahdu. Mengiringi mentari menghabiskan sepenggal perjalanannya menuju malam. "Fabiayyi aalaaa i rabbikuma tukadzdzibaan"Kesibukan Pasar Aceh mulai bergeliat mempersiapkan waktu berbuka puasa. Sepanjang kaki lima, gerobak-gerobak pecal dan penganan berbuka tampak bersiap siap. Kue lemang yang terbuat dari beras ketan yang dimasak di dalam bilah bambu, tampak berjejer di meja-meja dadakan di pinggir jalan dan emperan toko. Ada juga putu, timpan balun, dan beberapa makanan tradisional Aceh khas berbuka puasa lainnya. Beberapa lelaki tampak sejenak meninggalkan pekerjaannya untuk segera menuju masjid guna menunaikan shalat ashar. "Fabiayyi aalaaa i rabbikuma tukadzdzibaan"Keramaian pun hampir sama di pelataran Masjid Raya. Stand penjual buku di sisi timur masjid tampak dipadati orang-orang yang berminat membeli atau pun sekadar membolak-balik beberapa halaman buku yang menarik buatnya. Di teras masjid ada orang-orang yang duduk-duduk sambil menunggu waktu ashar tiba. "Fabiayyi aalaaa i rabbikuma tukadzdzibaan" kembali mengalun dari pengeras suara di sudut-sudut tiang masjid. Setelah berwudhu, membasuh gurat kelelahan dari jengkal kulit, saya melangkah ke dalam masjid yang berlantaikan marmer tanpa karpet. Dingin serta merta merasuk dalam pori-pori telapak kaki yang penat. Dingin pula yang terasa perlahan menelusup dalam simpul saraf yang menegang menantang perjalanan hidup. Perjalanan hidup. Perjalanan yang terasa panjang dan melelahkan. Tak terasa 28 tahun terlewati. Kini saya di sini merasa belum menjadi siapa-siapa. Perjalanan waktu terukir sejak saya dilahirkan di tanah rencong ini. Tumbuh dan besar dalam asuhan alam Islam yang kental. Ritual dan aturan hidup Islam menjadi hal yang biasa sehari-hari bahkan menjadi tradisi yang melekat erat. Langkah takdir membawa saya keluar dari tanah ini. Keluar untuk mencari bekal ilmu dengan harapan besar untuk penghidupan yang lebih baik secara materi. Kemudahan demi kemudahan membuaikan perjalanan saya. Semua ini seakan adalah karena saya memang pantas untuk mendapatkannya, karena saya adalah yang terbaik. Kenikmatan materi yang mudah digapai ternyata membuat rasa tidak puas pada satu pencapaian, dan semakin menuntut pencapaian yang lebih tinggi. Akhirnya hanya mampu berdalih bahwa manusia memang makhluk yang tidak pernah terpuaskan. Panggilan-Nya tidak lagi merengkuh hati untuk segera menghadap, di kala pekerjaan kantor menuntut untuk segera tertuntaskan. Marahnya bos di kantor terasa lebih menakutkan daripada marahnya Allah di hari pembalasan kelak. Lembaran mushaf tersingkirkan oleh lembaran laporan kerja. Detik detik malam pun berlalu dalam hening tanpa sujud yang menemaninya. Semuanya berjalan begitu saja, dan hampa. "Fabiayyi aalaaa i rabbikuma tukadzdzibaan"Seperti roda pedati, perjalanan hidup adakalanya di atas ada kalanya ia terjungkir ke bawah bersama kerikil dan lumpur. Saya kehilangan pekerjaan. Lantas apakah kita menyalahkan Tuhan akan kondisi kita yang sedang ada di bawah? Mungkin awalnya iya bagi sebagian orang, seperti saya. Saya sempat merasa Tuhan telah tidak adil. Mengapa kesulitan ini semakin menghimpit buat saya. Saya mulai ber'matematika' dengan nikmat Allah. Saya sudah melakukan banyak kebaikan, tapi kenapa keburukan akhirnya menimpa saya juga. Pada saat itu, saya terlupa bahwa begitu banyak nikmat Allah yang telah saya sia-siakan sementara panggilan Allah kadang-kadang setengah hati saya tunaikan. Ketika Tuhan bertanya, "Fabiayyi aalaaa i rabbikuma tukadzdzibaan"Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? masih sempatkah kita merenungi jawabannya? Masih bersimpuh di lantai marmer masjid tanpa karpet, saya merasakan ada nikmat. Nikmat yang mungkin sekian lama terlupakan. Nikmat yang berbeda dengan nikmat pencapaian nafsu duniawi yang fana, yang semakin dikejar malah terasa semakin jauh. Sementara Tuhan masih menanti kita di sisi lain, berlari menuju kita pada saat kita melangkah mendekat pada-Nya.Adzan ashar bergema dari pengeras suara di sudut-sudut tiang Masjid Baiturrahman. Saudaraku, bersyukurlah kita yang masih "ditanya" oleh Allah. keusuma@yahoo.com
eramuslim [11/11/2004]

Enterpreneur Langit
Penulis: Zidni. T. Dinan

Apakah Anda Sungguh Ingin Menjadi Pengusaha dan Kaya Raya? Ada jerih payah untuk mendapatkan kekayaan, ribuan kehati-hatian untuk mempertahankannya, dan ribuan kesedihan jika kehilangan - Thomas Draxe Sebuah sub judul pada halaman awal sebuah buku pegangan bagi calon pengusaha sukses di tanganku. "Mmm ... pengusaha dan kaya raya, sebuah dua sisi mata uang, selalu berhubungan," pikirku. Sejak kecil impian untuk menjadi seorang pengusaha selalu terngiang. Aku masih teringat sewaktu di sekolah dasar di era 80-an, seringkali aku membawa sebuah kartu nama ayahku yang tertulis sebagai President Director di salah satu perusahaan. Sering kubawa kartu nama itu, sesekali kupamerkan kepada rekan-rekanku di sekolah. Dulu, aku begitu bangga dengan kartu nama tersebut. Atau kadangkala aku buat sendiri sebuah kartu nama dari guntingan kertas karton yang kuberi logo dan warna sesuka hatiku, dan tak lupa menuliskan jabatan president director di bawah namaku dengan spidolku. Ehm ... senang hatiku melihatnya, dan sering pula kutunjukan pada kedua orang tuaku, atau siapa pun yang ingin aku pamerkan. Kartu itu kerap menghiasi dompet mungilku, dan aku berharap mudah-mudahan dewasa kelak bisa menjadi pengusaha sungguhan. Mimpiku. Itu masa kecilku ... Ya, pengusaha. Yang dibayangkan oleh kebanyakan orang, menjadi pengusaha tentulah selalu dikelilingi oleh berbagai kekayaan dan kesenangan. Mudah untuk meraup uang, kepuasan materil tercukupi, dikelilingi kemewahan dan kenyamanan. Menjadi pengusaha yang kaya menjadi impian banyak orang. Kekayaan selalu menjadi tujuan utamanya. Ya, sekali lagi, kaya telah menjadi sesembahan baru di zaman ini. Sungguh mengagetkan pendapat Robert T. Kiyosaki dalam menanggapi definisi "bagaimana mencapai level kaya". Dia mengatakan bahwa alasan kenapa banyak orang tidak bisa kaya adalah karena mereka tidak cukup atau kurang memberi kepada sesamanya. Atau dengan kalimat yang lebih sederhana adalah seseorang yang mempunyai manfaat atau nilai tambah bagi orang banyak, maka orang tersebut akan menjadi kaya raya. Aku pikir itu adalah prinsip yang sungguh Islami. Aku teringat sebuah dialog dengan rekan seorang pengusaha yang sungguh menarik sekaligus memperkuat penjelasan di atas. Pada saat kutanya bagaimana caranya membangun bisnisnya, beliau mengatakan, "Yang terpenting dalam targetku adalah aku berbuat bisnis seperti ini bukan karena ingin memupuk kekayaan, sungguh sekali-kali tidak! Yang kuingin adalah aku punya sekumpulan pegawai layaknya kumpulan umat di bawah wilayah perusahaanku. Aku berharap dengan di bawah kepemimpinanku, tidak ada teriakan kata lapar lagi dari para pegawai maupun anak-anak mereka. Aku ingin menjadikan kantorku sebagai tempat perlindungan sekumpulan umat kecilku itu, aku sayang mereka, dan semakin sayang kepada mereka, dan juga kepada anak-anak mereka. Tidak pernah terpikir olehku berapa besar biaya yang akan dikeluarkan untuk merealisasikan hal ini. Aku bina perusahaan tersebut dengan landasan cinta dan kasih sayang layaknya seorang ayah. Aku berusaha keras sekuat tenagaku untuk menahkodai kapal bisnis ini untuk sampai di pantai kebahagiaan kelak secara bersama-sama. Dan selalu kulibatkan kehadiran Allah dalam setiap langkah kami. Kuingin suasana perjuangan selalu hadir, agar hati kami selalu hidup dan umatku merasa bahagia, dan aku berkeyakinan hal itu akan menjadi persembahan kami dalam meraih keberkahan dan akan menjadi bekal di akhirat kelak ...! Kami yakin pasti Allah akan selalu menolong kami." Tak terasa mataku berkaca kaca dan keharuanku mengalir bersama dengan uraiannya. Lain lagi Bob Galvin, bercerita tentang ayahnya, pendiri Motorola. Sewaktu dia mengamati deretan pekerja wanita dan dia termenung, "Mereka semua mirip dengan ibuku, mereka semua punya anak yang harus dicukupkan, rumah yang harus dirawat, dan orang-orang yang masih memerlukan mereka yang berada dibawah tanggungan mereka." Hal itulah, ujar Galvin, yang membuat ayahnya selalu termotivasi untuk bekerja lebih keras lagi agar tercipta kehidupan yang lebih baik bagi mereka karena ayahnya melihat sosok ibunya dalam diri semua pekerja itu. "Begitulah bisnis kami semuanya dimulai dengan rasa hormat yang mendalam," katanya. Bahkan salah satu sosok kaum beriman, Umar bin Abdul Azis, karena rasa belas kasih dan rasa cintanya, dia selalu memberikan upah kepada pegawainya lebih besar dari apa yang ia terima. "Allahu akbar," gumamku, dan aku yakin bila hal ini kusampaikan kepada para pegawaiku, mereka semua akan tersenyum lebar dan berharap hal itu menjadi kenyataan setelah membaca ini. Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat nabi juga telah mempraktekkan tentang bagaimana menggunakan kekayaanya. Dia seorang pengusaha yang sukses. Tetapi dia memandang kekayaannya hanyalah sebagai fasilitas untuk beramal saleh. Dia mencontohkan dalam kisahnya yang telah mensedekahkan separuh harta miliknya sebanyak 40.000 dinar pada Rasulullah saw, kemudian dia mensedekahkan lagi hartanya sebanyak 40.000 dinar, dan kembali bersedekah sebanyak 40.000 dinar. Semuanya itu berlangsung dalam jangka waktu yang berdekatan. Lalu dia menanggung 500 kuda untuk kepentingan fi sabillillah, dan setelah itu kembali menanggung 1.500 unta untuk kepentingan fi sabilillah. Sebagian besar harta milik Abdurrahman tersebut adalah yang dia peroleh murni dari hasil berbisnis. Mereka melakukan semua itu, tidak lain karena mereka tidak menjadikan kekayaan sebagai hasil akhir yang ingin dicapai, melainkan mereka menggunakan kekayaan yang dimilikinya untuk meraih janji Tuhannya dengan mendapatkan ganjaran yang luar biasa yaitu surga-Nya. "Sesungguhnya Allah membeli dari orang orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (At Taubah:111) Said Nursi, ulama dari Turki, mengomentari ayat tersebut dan berkata, "Seandainya saya memiliki seribu nyawa, dengan senang hati saya akan mengorbankan semuanya demi kejayaan Islam. Bagaimana tidak? Karena sesungguhnya saya kini sedang menunggu di alam Barzakh (alam antara kematian dan kebangkitan), kereta yang akan membawa saya ke akhirat. Saya sudah ikhlas dan siap melakukan perjalanan ke dunia lain untuk bergabung bersama di tiang gantungan. Saya ingin sekali dan sudah tidak sabar untuk melihat akhirat. Cobalah Anda bayangkan keadaan pikiran seorang anak kampung dari sebuah dusun yang seumur hidupnya belum pernah melihat sebuah kota besar dengan berbagai kesenangan, kemewahan dan kemegahan. Maka anda akan tahu bagaimana ketidaksabaran saya untuk mencapai hari akhir itu." Akhirnya, tiada kata lain saudaraku, sudah siapkah kita menjadi enterpreuner langit seperti itu? zidni_dinan@yahoo.comRibuan doa kupanjatkan di bulan suci ini, kupasrahkan semua usahaku kepada-MU, aku hanyalah seorang prajurit hina yang selalu mengharapkan pertolongan dan keridhoan-MU ... dan Engkau telah menjawabnya dengan sangat kasih dan lembutnya ... malam itu aku semakin cinta kepada-MU Ya Allah.
eramuslim [04/11/2004]

Taman Kupu-Kupu Surga
Penulis: Shafiyyah Shafy

Ahad pagi… alhamdulillah aku merasa sangat cantik hari ini, mungkin karena telah kutumpahkan segala bebanku kepada Yang Berhak untuk dicurhati. Meski fisik ini terasa begitu lemah, namun semangatku menggebu untuk tidak telat mengikuti pelatihan istimewa. Kupaksakan diriku untuk beranjak dan bersiap-siap. Setengah tujuh pagi, kutelusuri jalan yang masih asing bagiku dengan angkot CH. Kuperhatikan sepanjang jalan agar tidak salah turun alias nyasar. Maklum aku masih termasuk newcomers di kota metropolitan ini. Aku hanya diberi arahan agar turun di halte Mustika lalu jalan sedikit, sampailah di tempat training itu. Alhamdulillah… baru kali ini aku melihat Jakarta begitu lengang pagi ini, beda dengan hari-hari dimana aku harus berdesakan dalam metromini, mana macet lagi… Aku berpikir, kemana ya orang-orang sebanyak itu di pagi ini? Ah… sepertinya mereka juga pasti memiliki kegiatan sendiri seperti diriku. Subhanallah… Segala Puji bagi-Mu yang menggerakkan hati setiap jiwa dengan kecenderungannya masing-masing. Mudah-mudahan Engkau senantiasa Menggerakkan hati kami cenderung kepada kebaikan dan taqwa. Akhirnya, sampai juga aku. Wah… banyak akhwat di sini, sepertinya 100-an lebih yang mengikuti training ini. “Kok ikhwannya dikit banget ya…”, batinku. Paling juga 1/5 nggak ada. Kupikir maklumlah… ini kan pelatihan manajemen guru TKA/TPA plus, jadi kebanyakan akhwat yang tertarik. Tapi kan implementasinya bukan hanya TKA/TPA aja, ini kan menyangkut pendidikan buat putra-putri kita di masa mendatang. Apakah pendidikan dan perkembangan psikologis anak hanya menjadi tanggung jawab seorang ibu? Retorika… masing-masing dari kita pasti telah mengetahui jawabannya. Satu yang pasti, peran ibu dalam hal ini sangat besar sebab muslimah adalah bekal da’wah yang tidak hanya siap mendampingi pasangan da’wah (suami) mencapai tujuan syahidnya, tetapi juga dituntut untuk mampu melahirkan, mempersiapkan dan membentuk generasi da’wah di masa depan. Tugas yang berat lagi mulia bagimu muslimah… Dengan diawali basmalah dimulailah trainingnya. Materi-materinya begitu komprehensif dan para pembicaranya juga mampu membawakan dengan interaktif sehingga aku tertarik bahkan hanyut didalamnya melupakan rasa lemah fisik saat ini. Kadang-kadang aku merasa seolah-olah menjadi kanak-kanak lagi yang sedang belajar menyanyi dan bermain permainan tepuk Rukun Islam, tepuk Rukun Iman, dsb. Tapi terkadang, membayangkan seolah-olah aku sedang berdiri dengan dikelilingi oleh kanak-kanak yang sedang aku bina, yang riuh belajar, mengaji dan bermain bersamaku. Duhai indahnya suasana seperti ini ya Rabb… aku sangat merindukannya… Banyak hal baru yang kujumpai di sini, kesederhanaan, keceriaan, dunia kana-kanak yang penuh harapan dan kepolosan yang jauh dari hiruk pikuk rutinitas kerja engineer. Banyak ilmu yang kuperoleh di sini, manajemen tpa-tka dengan segala teorinya, kurikulum lengkap dengan metoda-metodanya. Namun, ada satu hal yang sangat membekas di hati ini, yaitu pernyataan pembicara bahwa pendidik merupakan taman bagi anak-anak didiknya. Sederhana namun sarat makna. Pendidik merupakan taman, artinya menjadi pusat perhatian yang indah bagi anak didiknya. Seorang pendidik harus mampu menjadi profil teladan yang baik sebab dengan kita-lah sang anak berinteraksi. Anak-anak yang memiliki sifat meniru atau sedang berada dalam imitation phase dimana mereka sering meniru hal-hal baru atau kebiasaan-kebiasaan orang di sekitarnya. Sehingga sebagai orang yang memegang peranan penting bagi anak, kita harus mampu memberikan keteladanan yang baik. Pendidik merupakan taman, artinya menjadi tempat bermain dan pusat imajinasi anak. Sebab itu, dibutuhkan kesiapan ilmu, pengetahuan, pemahaman agama, bahkan kreativitas dalam kemampuan BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi). BCM merupakan tiga hal cukup penting dalam metoda menarik anak-anak dalam pengajaran sebab dunia anak adalah dunia bermain. Kita bisa tidak bisa memaksakan suatu keseriusan pada anak tetapi mengarahkan permainan, lagu dan cerita kepada pemahaman agama atau pengetahuan lainnya, sehingga mudah dicerna dan dimengerti bagi anak. Pendidik merupakan taman, artinya di situlah anak mengenal warna-warni bunga kehidupan, keramahan, keceriaan dan kebahagiaan. Untuk itu diperlukan kesabaran dan keikhlasan dalam membina anak. Hiasilah selalu raut wajah kita dengan senyuman, karena wajah kita-lah yang selalu mereka tatap dan rindukan untuk menemani mereka tumbuh dan berkembang. Munculkan keceriaan mereka dengan keramahan kita, dan perkaya batin mereka dengan kebahagiaan-kebahagiaan yang mereka peroleh ketika berinteraksi bersama kita. Ingatlah, bahwa setiap kita berperan sebagai pendidik dalam keluarga. Terlebih, seorang ibu yang berfungsi sebagai madrasah pertama dalam keluarga. Kualitas akan generasi masa depan berada di pundak kita. Mampukah kita mencetak generasi da’wah masa depan? Jawabannya tergantung pada kesiapan dan persiapan kita saat ini. Wallahu a’lam bishshowab. Persiapkanlah diri kita menjadi taman terindah sebagai tempat bermainnya kupu-kupu surga, sebagaimana kutipan dari sebuah lagu anak-anak: Santri-santri kecil dari TK-TPA Bawa satu buku Iqro juga bawa Al Qur-an Bermain, bernyanyi, mengaji bersama Berseragam indah bagai kupu-kupu surga. [un_nick97@yahoo.com]
alhikmah.com [25.02.2004]

POTRET BATANG