Berita dari Masa Depan
Apa keistimewaan lain Alquran? Sebagai firman-Nya, Alquran mencantumkan berbagai kabar, di masa depan. Ayat ke-27 surat Al-Fath, misalkan, memberikan kabar gembira kepada kaum mukmin bahwa mereka akan menaklukkan Mekah.Dengan pemikiran yang mendalam, ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut, kaum mukmin awalnya menaklukkan Benteng Khyber, yang berada di bawah kendali Yahudi, kemudian memasuki Mekah. Penggalan berita lain dalam Alquran tentang yang akan terjadi di masa mendatang ditemukan pada
ayat pertama Surat Ar-Ruum, yang menunjukkan Kekaisaran Byzantine, bagian timur Kekaisaran Roma. Dalam ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Byzantine, yang telah menemui kekalahan tetapi akan segera mendapatkan kemenangan. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Surat Ar-Room, 1-4)Ayat-ayat ini diturunkan pada kira-kira tahun 620, tujuh tahun setelah kekalahan hebat Christian Byzantium di tangan bangsa Persia,
ketika Byzantinene kehilangan Jerussaleem. Pada kenyataannya,
Byzantium kemudian menderita kekalahan hebat, yang nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya apalagi mendapatkan kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slav, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Byzantine. Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Byzantine akan runtuh. Tetapi setelah itu, ayat pertama Surat Ar-Ruum menyampaikan suatu pengumuman bahwa Byzantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Sekitar tujuh tahun setelah penyampaian ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, sebuah peperangan hebat antara Kekaisaran Byzantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan pada saat itu, pasukan Byzantine secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. (Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan bangsa Byzantium, yang mewajibkan Persia untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Byzantine). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Alquran, secara ajaib menjadi kebenaran. Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan dalam wilayah paling rendah di bumi ini. Ungkapan adnal ardli dalam bahasa Arab, diartikan sebagai tempat yang rendah. Ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa kiasan. (Kata adna dalam bahasa Arab diambil dari kata dani, yang berarti rendah dan ardo berarti dunia). Karena itu uangkapan “adnal rdli berarti wilayah paling rendah di bumi). Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam pertempuran antara Kekaisaran Byzantine dan Persia, ketika Byzantine dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dikhususkan ini adalah cekungan/basin Laut Mati, yang terletak di persimpangan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestana, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Byzantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini. Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya bisa diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, tak mungkin bagi seorangpun untuk mengetahui bahwasannya itu adalah wilayah terendah pada permukaan bumi. Kemudian, dalam Alquran, wilayah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Selain itu, keajaiban lain Quran, memiliki ''kejaiban matematika''. Contohnya adalah angka pengulangan nomor pada beberapa kata alam Alquran. Beberapa kata yang terkait secara mencengangkan diulangi dalam kali yang sama. Di bawah ini adalah kata-kata tersebut dan jumlah pengulangannya dalam Alquran. Kata hari diulangi sebanyak 365 kali dalam bentuk tunggal, dan dalam bentuk jamak diulangi sebanyak 30 kali. Jumlah pengulangan kata bulan adalah 12 kali. Kata hukuman diulang sebanyak 117 kali sedangkan ungkapan ampunan, yang merupakan prinsip dasar Alquran, diulangi tepat dua kali. Jumlah kata dunia dan “akhirat” diulangi sama persis, sebanyak 115. Kalimat tujuh langit diulangi sebanyak tujuh kali. Penciptaan langit juga diulangi tujuh kali. Kata iman diulangi 25 kali seluruhnya dalam Alquran, demikian halnya kata kafir. Kata zakat/penyucian diulang sebanyak 32 kali sedangkan jumlah pengulangan kata berkah/kebajikan juga 32 kali. Ungkapan shaleh dipakai sebanyak 6 kali, tetapi kata ingkar dipakai setengahnya, yaitu 3 kali. Manusia dipakai sebanyak 65 kali, penjumlahan dari sejumlah tahap-tahap pembentukan manusia: Yaitu : manusia 65, tanah 17, setetes mani 12, embryo 6, segumpal daging 3, tulang 15, daging 12.
republika
Di Balik Keberadaan Materi
Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Tubuh kita juga tersusun atas trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri, dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini. Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar sehingga jika anda ingin menuliskannya, maka ini akan memakan tempat 900 jilid ensiklopedia, dari halaman awal hingga akhir!Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu, para ilmuwan akan menjawab bahwa DNA terdiri atas asam-asam inti yang dinamakan nukleotida dan beragam ikatan kimia yang mengikat erat nukleotida-nukleotida ini. Dengan kata lain, mereka terbiasa menjawabnya dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA. Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda. DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.Persis sebagaimana sebuah buku. Kita akan sangat keliru jika mengatakan bahwa sebuah buku hanya tersusun atas kertas, tinta dan jilidan buku. Penyebabnya selain ketiga unsur materi ini, adalah informasi yang benar-benar menjadikannya sebuah buku. Informasi yang membedakan satu jilid Encyclopedia Britannica dari sekedar sebuah buku yang terbentuk dari penyusunan acak huruf-huruf seperti ABICLDIXXGGSDLL. Keduanya memiliki kertas, tinta dan jilidan, tapi yang satu memiliki informasi sedangkan yang kedua tidak memilikinya. Sumber informasi ini adalah penulis buku tersebut, suatu kecerdasan yang memiliki kesadaran. Karenanya, kita tidak dapat mengingkari bahwa informasi dalam DNA telah ditempatkan oleh sesuatu yang memiliki kecerdasan.Di abad ke-19, kita berkeyakinan bahwa terdapat dua keberadaan dasar dalam ilmu pengetahuan: Materi dan Energi. Di awal abad ke-21, kita kini mengakui bahwa terdapat keberadaan dasar yang ketiga, dan ini adalah informasi. Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan menjadi materi, tidak pula menjadi energi. Semua teori yang dikemukakan di abad kedua puluh untuk menyederhanakan informasi menjadi materi, sebagaimana teori asal-usul kehidupan secara acak, pengaturan materi secara mandiri, teori evolusi dalam biologi yang berusaha menjelaskan informasi genetis spesies melalui mekanisme mutasi dan seleksi alam telah gagal. Profesor Phillip Johnson, pengritik terkemuka Darwinisme, menulis:Dualitas yang sesungguhnya ada pada setiap tingkatan dalam biologi adalah dualitas materi dan informasi. Kalangan filsuf akal-ilmu pengetahuan tidak mampu memahami sifat asli informasi dikarenakan mereka beranggapan bahwa informasi ini dihasilkan oleh sebuah proses materi (yakni. sebagaimana konsep Darwin) dan, karenanya, secara mendasar tidak berbeda dengan materi. Tapi ini hanyalah prasangka yang akan terhapuskan dengan pemikiran yang jujur. Sebagaimana telah kita perbincangkan di atas, sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi yang dikandungnya. Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.Dan ada satu lagi hal penting. Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan unsur-unsur materi dan kecerdasan inilah yang menentukan bagaimana menggunakan unsur-unsur materi tersebut. Sebuah buku pertama kali muncul dalam benak seseorang yang akan menulis buku tersebut. Sang penulis menggunakan perangkaian logis dan dengannya menghasilkan kalimat-kalimat. Kemudian, di tahap kedua, ia mewujudkan gagasan ini menjadi bentuk materi. Dengan menggunakan mesin ketik atau komputer, ia mengubah informasi yang ada dalam otaknya menjadi huruf-huruf. Setelah itu, huruf-huruf ini sampai kepada tempat percetakan dan membentuk sebuah buku.Sampai di sini, kita telah sampai pada kesimpulan berikut: Jika materi mengandung informasi, maka materi ini telah dirangkai sebelumnya oleh sebuah kecerdasan yang memiliki informasi tersebut. Pertama, terdapat sebuah kecerdasan. Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi, dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri, sebagaimana pernyataan kaum materialis. Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah kecerdasan di luar materi. Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi. Kecerdasan ini menciptakan, membentuk dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.Ilmuwan Israel, Gerald Schroeder, yang telah mempelajari fisika dan biologi di sejumlah universitas seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekaligus pengarang buku The Science of God (Ilmu Pengetahuan Tuhan), membuat sejumlah pernyataan penting tentang hal ini. Dalam buku barunya yang berjudul The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Mengungkap Kebenaran Hakiki), ia menjelaskan kesimpulan yang dicapai oleh biologi molekuler dan fisika quantum sebagaimana berikut:Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta. Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat kuantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik), telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi, dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan. Menurut Schroeder, temuan-temuan ilmiah di zaman kita mengarah pada pertemuan antara ilmu pengetahuan dan agama pada satu kebenaran yang sama, yakni kebenaran Penciptaan. Ilmu pengetahuan kini tengah menemukan kembali kebenaran ini, yang sebenarnya telah diajarkan agama-agama wahyu kepada manusia selama berabad-abad. n
republika
Mahluk Mahluk Bercahaya
Kita pun pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam. Cahayanya benderang tetapi bukan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan mahluk hidup. Ia kunang-kunang. Mahluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya.Meski tidak menggunakan listrik, kunang-kunang memiliki teknologi jauh lebih hebat: lebih efektif dari bola lampu yang mampu mengubah sepuluh persen saja dari energinya menjadi cahaya, sedangkan sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Mengapa demikian? Tubuh kunang-kunang berisi zat kimia lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini didesain khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini. Tidak ada keraguan bahwa desain biokimia ini bukan kebetulan. Sebagaimana Allah telah memberi semua mahluk hidup ciri mereka masing-masing, Dia juga telah mengajarkan kunang-kunang cara membuat cahaya.Untuk apakah kunang-kunang membuat cahaya melalui teknologi yang sedemikian maju? Amatilah sekawanan kunang-kunang. Sekelompok kunang-kunang dalam jumlah besar, hingga ratusan ribu, di malam hari memunculkan pemandangan yang membuat kita seolah sedang berjalan di bawah bintang-bintang.Cahaya ini sangatlah penting bagi kunang-kunang sebagai alat komunikasi. Sepanjang sejarah, manusia telah menggunakan berbagai sarana untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah sandi morse, yang terdiri atas kombinasi sinyal panjang dan pendek, dan dipakai pada telegram. Kunang-kunang menggunakan sinyal cahaya untuk berkomunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain. Singkatnya, masing-masing dari ribuan kunang-kunang yang kita lihat bersama di kegelapan malam adalah sebuah keajaiban penciptaan. Pencipta sistem yang luar biasa ini adalah Allah, Pencipta semua makhluk hidup. Selama beberapa malam di Segitiga Bermuda, pertunjukan cahaya tengah berlangsung. Beberapa saat setelah matahari tenggelam, cahaya yang mempesona muncul, di permukaan laut. Cahaya ini berasal dari cacing laut betina yang sedang berada di permukaan. Sang betina mencampurkan dua cairan kimia yang ia hasilkan dalam tubuhnya. Makhluk ini tahu bagaimana menggunakan bahan-bahan kimia untuk memproduksi cahaya dengan cara yang menakjubkan. Hasilnya? Sebuah pertunjukan cahaya yang mengagumkan. Cacing betina melakukan ini untuk menarik perhatian sang jantan. Mahluk yang sedang mendekat dengan cahaya kecilnya yang terang adalah cacing laut jantan. Sepuluh menit kemudian, permukaan laut telah tertutupi oleh ratusan betina yang memancarkan cahaya terang. Jika bulan keluar dari balik awan dan menerangi permukaan laut, mereka kembali ke kedalaman lautan. Dua puluh menit kemudian pertunjukan ini berakhir.Jika kita ingin menyaksikan tempat sesungguhnya, di mana binatang menggunakan cahaya untuk berkomunikasi, maka kita harus pergi ke tempat paling gelap di bumi, yaitu dasar lautan. Kapal selam ini diciptakan khusus untuk dapat menyelam hingga kedalaman enam ratus meter. Sinar matahari tidak dapat menembus kedalaman di bawah dua ratus meter. Di sinilah tempat paling gelap di bumi. Tekanannya dua puluh kali lebih tinggi dibandingkan di permukaan laut.Anda mungkin berpikir tak ada yang mampu hidup dalam kondisi ini. Namun sebuah pemandangan menakjubkan muncul ketika terlihat suatu sinyal cahaya dari luar kapal selam. Tiba-tiba muncul cahaya dari kegelapan dasar lautan, dengan kata lain terdapat mahluk-mahluk hidup yang menjawab cahaya dengan cahaya, dan berkomunikasi dengan cara memancarkan cahaya dalam kegelapan ini. Dengan melihat makhluk ini dari dekat, anda akan melihat keagungan ciptaan Allah. Di dasar lautan, terdapat mahluk mengagumkan yang memancarkan cahaya merah. Ia seekor ubur-ubur. Pertunjukan cahaya dari spesies lain yang berada di bagian lebih atas menyerupai pertunjukan karya seni. Pertunjukan ini dapat dinikmati sepenuhnya setelah lampu kapal selam dimatikan. Pemandangan yang muncul adalah beragam mahluk mempesona yang bersinar dengan cahaya yang dihasilkannya sendiri. Sungguh tidak rasional untuk berpikir bahwa mahluk yang demikian kompleks dengan sistemnya yang rumit muncul secara kebetulan. Tak ada keraguan bahwa mahluk ini sengaja diciptakan dengan disain khusus. Oleh karenanya, pertunjukan cahaya ini, yang datang dari ratusan meter di bawah permukaan laut, sebenarnya mengungkapkan kepada kita akan kekuasaan Allah. Dia menciptakannya secara khusus. Segala sesuatu di darat dan di laut adalah kepunyaan-Nya. Dan Dia memiliki ilmu dan pengetahuan yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat dinyatakan: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr, 59:24)
republika
Fisika + Kimia = Kenyataan Gaib
Untuk membayangkan bahwa materi memiliki wujud di luar otak adalah tipuan belaka. Penampakan yang kita saksikan sangat mungkin berasal dari sumber tiruan. Hal ini dapat dipahami dengan contoh berikut. Pertama-tama, marilah kita anggap kita dapat mengeluarkan otak dari tubuh kita dan menjaganya agar tetap hidup dalam sebuah toples kaca. Lalu kita ambil komputer dengan beragam informasi yang dapat direkam di dalamnya. Terakhir, marilah kita masukkan sinyal-sinyal listrik dari semua data yang dapat memunculkan situasi seperti gambar, suara dan rasa ke dalam komputer ini. Marilah kita hubungkan komputer ini dengan pusat penginderaan dalam otak kita menggunakan kabel elektroda, dan mengirim data yang telah terekam ke otak kita. Di saat otak kita merasakan sinyal-sinyal ini, ia akan melihat dan hidup dalam situasi yang dimunculkan sinyal-sinyal ini. Dari komputer ini, kita juga dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal tentang gambaran diri kita. Misalnya, kita dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal yang berhubungan dengan indera penglihatan, pendengaran dan peraba yang kita rasakan ketika kita duduk di kursi. Dalam keadaan ini, otak kita akan menganggap dirinya sebagai seorang pebisnis yang sedang duduk di kantornya. Dunia bayangan ini akan berlangsung selama rangsangan terus-menerus datang dari komputer tersebut. Kita tak pernah menyadari bahwa kita hanya terdiri dari otak. Sungguh sangat mudah kita terkecoh dan mempercayai penampakan, yang tanpa disertai wujud materi, sebagai hal yang nyata. Inilah yang sebenarnya terjadi dalam mimpi kita.Bagi anda, sesuatu yang nyata adalah segala yang dapat disentuh dengan tangan dan dilihat dengan mata. Dalam mimpi, anda dapat pula menyentuh dengan tangan anda dan melihat dengan mata anda, namun pada kenyataannya anda tidak memiliki tangan atau mata, tidak ada pula sesuatupun yang dapat disentuh atau dilihat. Sehingga, ketika mempercayai apa yang anda rasakan dalam mimpi sebagai keberadaan secara materi, anda telah tertipu. Sebagai contoh, seseorang yang tidur pulas di pembaringannya dapat melihat dirinya berada dalam dunia yang sama sekali berbeda dalam mimpinya. Ia mungkin bermimpi bahwa ia seorang pilot dan menjadi komandan pesawat raksasa, dan ia bekerja sangat serius mengomandani pesawat tersebut. Padahal orang ini tidak beranjak selangkah pun dari tempat tidurnya. Dalam mimpinya, ia mungkin berada pada sejumlah keadaan yang berbeda dan bertemu kawan, berbicara dengan mereka, makan dan minum bersama. Kendatipun sekedar penampakan yang tidak memiliki wujud materi, pengalaman dalam mimpi ini terasa sama sekali nyata. Hanya ketika bangun dari mimpinya ia kemudian menyadari bahwa semua ini hanyalah penampakan. Jika kita dapat dengan mudah hidup dalam dunia semu mimpi kita, maka hal yang sama dapat berlaku pada dunia yang kini kita huni. Ketika kita terbangun dari mimpi, tidak ada alasan logis untuk tidak berpikir bahwa kita telah memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut kehidupan nyata. Alasan kita menganggap mimpi kita sebagai khayalan, sedangkan dunia sebagai alam nyata, hanyalah akibat kebiasaan dan prasangka kita. Ini menunjukkan bahwa mungkin saja terbangun dari kehidupan di bumi yang kita anggap sedang kita jalani saat ini, persis sebagaimana ketika kita terbangun dari mimpi. Setelah semua kenyataan materi ini terungkap, kini muncul pertanyaan yang paling penting. Jika peristiwa di alam materi yang kita ketahui pada hakikatnya adalah sekedar penampakan, bagaimana dengan otak kita? Oleh karena otak kita adalah materi sebagaimana lengan kita, kaki, atau benda lain, ia mestinya juga sekedar penampakan sebagaimana semua benda lainnya. Contoh lain akan lebih menjelaskan hal ini. Marilah kita anggap bahwa kita memanjangkan syaraf-syaraf yang menuju ke otak kita dan meletakkan otak tersebut di luar kepala kita sehingga kita dapat melihatnya dengan mata kita. Pada keadaan ini, kita akan dapat melihat otak kita dan menyentuhnya dengan jari-jari kita. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa otak kita juga tidak lebih dari sebuah penampakan yang dibentuk oleh indera penglihatan dan peraba. Lalu, kehendak apakah yang melihat, mendengar dan merasakan semua indera yang lain jika bukan otak? Siapakah dia yang melihat, mendengar, meraba dan merasakan rasa dan bau? Siapakah wujud ini, yang berpikir, beralasan, memiliki perasaan dan bahkan berkata ''Saya adalah saya''?Salah seorang pemikir terkemuka abad ini Karl Pribram juga memiliki pertanyaan yang sama: Sejak jaman Yunani, para filsuf telah memikirkan tentang 'hantu di dalam mesin', 'manusia kecil dalam manusia kecil' dan lain sebagainya. Dimanakah 'saya', seseorang yang menggunakan otaknya? Siapakah dia yang melakukan perbuatan mengetahui? Sebagaimana perkataan Saint Francis dari Assisi: 'Apa yang kita cari adalah sesuatu yang melihat (Ken Wilber, Holographic Paradigm, hal. 37)Ternyata, wujud gaib yang menggunakan otak, yang melihat dan merasakan ini adalah ruh. Apa yang kita sebut dengan alam materi adalah sekumpulan penampakan yang dilihat dan dirasakan oleh ruh ini. Sebagaimana tubuh yang kita punyai dan alam materi yang kita lihat dalam mimpi tidak memiliki wujud fisik, alam semesta yang kita tempati dan tubuh yang kita miliki saat ini juga tidak memiliki wujud fisik. Begitulah, kendatipun kita memulai dengan anggapan bahwa materi adalah nyata, hukum-hukum fisika, kimia dan biologi, semuanya menghantarkan kita pada kenyataan bahwa materi terbentuk dari khayalan; dan pada kenyataan pasti tentang adanya wujud gaib. Jadi, siapakah yang menjadikan ruh kita melihat tanah, manusia, tumbuhan, tubuh kita dan segala hal lain yang kita lihat? Sangat jelas bahwa ada Pencipta Maha Agung.Wujud absolut sesungguhnya Allah. Segala sesuatu selain-Nya hanyalah bayangan yang Dia ciptakan. Kenyataan ini dijelaskan oleh ulama besar Islam Imam Rabbani sebagaimana berikut:Allah 'Materi pembentuk wujud-wujud yang Dia ciptakan ini hanyalah ketiadaan'. Dia menciptakan segalanya di dunia indra dan khayalan. Keberadaan alam semesta adalah di dunia indra dan khayalan, dan ia bukanlah materi. Pada kenyataannya, tiada sesuatu pun di alam luar kecuali Wujud Yang Maha Suci, (Dialah Allah) (Imam Rabbani Hz. Mektuplari (Letters of Rabbani), Vol.II, 357. Letter, p.163)Di semua empat penjuru jagat raya yang terbentuk oleh beragam penampakan adalah Wujud Allah sebagai wujud nyata satu-satunya. Karenanya, wujud paling dekat kepada manusia adalah Allah. Fakta ini dijelaskan dalam Alqur'an dengan ayat, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya (Surah Qaf: 16) Dimanapun kita berada, Allah bersama kita. Ketika anda membaca tulisan ini, wujud terdekat dengan anda adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang anda lihat setiap saat. Selama Allah menjadikan kita melihat gambar dan merasakan apa yang ada di dunia ini, kita akan terus hidup di dunia ini. Ketika ia menghentikan gambar dan cita rasa tentang dunia ini, lalu menampakkan malaikat maut kepada kita dan memberikan penampakan tentang dimensi yang berbeda, ini berarti kita telah meninggal dunia. Hari Kebangkitan, Penghisaban, Surga, Neraka dan semua kehidupan abadi akan diciptakan dengan cara yang sama untuk kita.
republika
Kebesaran Allah pada Planet Bumi
Pernahkan anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan untuk manusia saja?Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta sistem yang ada -- hidup ataupun tak hidup -- yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan. Namun diciptakan Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam atmosfer sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya. Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain. Namun tidak demikian kenyataannya: atmosfer bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet dimana ia hidup, menyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena. Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.Massa air yang sangat besar di lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh Pencipta yang Maha Tinggi dan Pemilik Kekuatan yang Abadi.Di samping itu, ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan, kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya, dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah untuk manusia.Allah berfirman dalam Al Quran: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
republika
Masalah Genetika di Al Quran
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan (Surat an-Najm, 45-46).Ilmu genetika, hingga beberapa waktu lalu, memperkirakan jenis kelamin ditentukan sel ibunya. Begitupun dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan sel jantan dan sel betina bersama-sama.Benarkah? Alquran justeru memberikan penjelasan berbeda. Yaitu jenis kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan sperma yang dipancarkan ke dalam kandungan. Belakangan, perkembangan disiplin ilmu genetika dan biology molekuler, membenarkan secara ilmiah penjelasan pada Quran. Kini dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel sperma yang berasal dari laki-laki, dan perempuan, tidak memiliki peran apapun dalam proses ini. Chromosom merupakan elemen utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur seorang manusia dinyatakan sebagai kromosom seks. Dua kromosom ini dinamakan XY pada laki-laki dan XX pada wanita. Ini karena bentuk kromosom-kromosom ini mirip dengan huruf-huruf tersebut. Kromosom Y membawa gen yang menandakan jenis laki-laki, sedangkan kromoson X membawa gen yang menandakan perempuan. Pembentukan seorang manusia baru, berawal dari kombinasi silang salah satu kromosom-kromosom ini, yang berada dalam pasangan laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, kedua komponen sel kelamin, yang terbelah dua selama ovulasi, membawa kromosom X. Jenis kelamin laki-laki, di sisi lain, memproduksi jenis sperma yang berbeda, satu mengandung kromoson X dan yang lainnya mengandung kromosom Y. Jika sebuah kromosom X dari perempuan bergabung dengan sebuah sperma yang mengandung kromosom X, maka bayi tersebut adalah perempuan. Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka bayi tersebut adalah laki-laki. Tak satupun dari hal ini diketahui sampai penemuan ilmu genetika pada abad ke 20. Sesungguhnya, pada beberapa peradaban, dipercaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh tubuh perempuan. Itulah mengapa wanita-wanita dipersalahkan bila melahirkan anak perempuan. Tiga belas abad sebelum gen manusia ditemukan, Alquran telah menyampaikan berita yang menolak khurafat ini. Quran pun menjelaskan bahwa asal mula jenis kelamin bukanlah terjadi dari perempuan tetapi dengan air mani laki-laki. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan ovum/sel telur wanita, intisari bayi yang akan dilahirkan terbentuklah. Sel tunggal yang diketahui sebagai zigot dalam ilmu biologi secara langsung akan mulai bereproduksi dengan membelah diri dan akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat manusia dengan bantuan mikroskop. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan periode pembentukan/pembelahan nya dengan kekosongan. Ia melekat pada uterus seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui tali ini, zigote bisa mendapatkan zat-zat penting bagi pembentukannya dari tubuh ibunya. Di sini, pada titik ini, sebuah keajaiban Alquran terlihat. Saat menunjukkan zigot yang terbentuk dalam kandungan ibu, Alloh menggunakan kata alaq dalam Alquran: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah) (Surat al-Alaq, 1-3)Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah suatu benda yang menancap/menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah/pacet yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Pengetahuan ilmiah yang tersingkap itu, selaras dengan berita pada Alquran. Keselarasan ini kian membuktikan bagi umat manusia -- bahkan tak sekadar bagi umat Islam -- Alquran itu suara kebenaran dari-Nya.
republika
Pengetahun Sidik Jari di Alquran
Di sisi lain yang tak kalah penting dari berita yang disebutkan Alquran ialah tahap-tahap pembentukan manusia dalam kandungan ibunya. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam kandungan ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, selanjutnya otot terbentuk membungkus tulang-tulang ini. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Lalu Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Surat al-Muminun: 14)Embryology adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pembentukan embrio dalam kandungan ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam suatu embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, untuk jangka waktu yang lama, banyak orang mengklaim bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan.Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang diselenggarakan dengan keunggulan perkembangan teknologi baru telah menyatakan bahwa pernyataan dalam Alquran kata per kata adalah benar. Pengujian dalam skala mikroskopis ini menunjukkan bahwa pembentukan yang terjadi dalam kandungan ibu terjadi dengan cara seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.Pertama kali, jaringan tulang rawan dari embrio terbentuk. Kemudian sel-sel otot yang terpilih diantara jaringan yang mengelilingi tulang-tulang terbentuk dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah publikasi ilmiah dengan kalimat sebagai berikut: Selama tujuh minggu, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk sebagaimana umumnya. Pada akhir minggu ke tujuh dan selama minggu ke delapan otot menempati posisisnya menyelimuti bentuk tulang. Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Alquraan sesungguhnya selaras dengan penemuan ilmu embriologi modern. Dalam Quran pun disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tiga tahap dalam kandungan ibunya. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Alloh, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?(Surat az-Zumar: 6).Agar lebih dipahami, ditunjukkan dalam ayat ini, seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam 3 tahapan yang jelas. Sesungguhnya, ilmu biologi modern telah menyatakan bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam kandungan ibu.Risalah Quran itu kini menjadi ilmu dasar pada semua textbook embriologi yang dipelajari dalam bidang pengobatan. Sebagai contoh, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi pokok dalam bidang embryology, fakta ini dibeberkan sebagai berikut: ''kehidupan dalam uterus memiliki tiga tahapan: pre-embrio; dua setengah minggu pertama, embryonic; sampai pada minggu ke delapan, dan fetal; dari minggu ke delapan sampai lahir.''Di sisi lain, Quran pun menyebutkan Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematian, melalui adanya sidik jari manusia secara khusus dititikberatkan/ditekankan: Sebenarnya, Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna (Surat al-Qiyama, 3-4)Penekanan pada sidik jari memiliki makna khusus. Hal ini dikarenakan sidik jari setiap orang bersifat unik bagi dirinya. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Itulah mengapa sidik jari dianggap sebagai tanda yang sangat penting pada kartu identitas bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa sidik jari ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai benda berbentuk lengkung biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Alquran, Allah menunjukkan sidik jari, yang tak sedikitpun menarik perhatian orang waktu itu, yang mengundang perhatian kita betapa berartinya dia, arti yang hanya dimengerti oleh jaman sekarang ini.
republika
Perluasan Alam Semesta di Al Quran
Di saat pengetahuan astronomi masih primitip, Al Quran telah melukis proses terjadi alam semesta. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya (Surat adh-Dhariyat: 47)Kata langit, sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan dalam beberapa tempat dalam Alquran dengan arti permukaan dan semesta. Di Quran, disebutkan, alam semesta meluas. Hal ini merupakan kesimpulan yang diperoleh ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke-20, pandangan umum dalam dunia ilmu pengetahuan bahwa alam semesta memiliki ukuran tetap dan ia ada dari dahulu kala. Penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, bagaimanapun juga, menyatakan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan dan ia mengalami ekspansi/meluas secara konstant. Pada awal abad ke-20, Fisikawan Rusia Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta dalam gerakan konstan dan meluas. Fakta ini dibuktikan juga dengan pengamatan data pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi secara konstan bergerak menjauh satu sama lain. Alam semesta, dimana segala sesuatu secara konstant bergerak menjauh satu sama lain diartikan sebagai alam semesta yang secara konstan meluas/mengembang/berekspansi.Pengamatan yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya membuktikan bahwa alam semesta secara konstan mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Alquran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Hal ini dikarenakan Alquran adalah firman Sang Pencipta, dan Pengatur seluruh penjuru alam semesta. Tatkala mengacu pada matahari dan bulan dalam Alquran, dijelaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit tertentu. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya (Surat al-Anbiya, 33). Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah statis/diam, tetapi bergerak dalam orbit tertentu. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Surah Ya Sin, 38)Kenyataan di Alquran ini telah ditemukan dengan pengamatan astronomis saat ini. Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan pada kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam mengarah pada bintang Vega dalam orbit utama yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti matahari berjalan kira-kira 17 juta 280 ribu kilometer dalam sehari. Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak yang sama. Selanjutnya, semua bintang dalam alam semesta berada dalam suatu gerakan terencana demikian. Bahwa seluruh alam semesta dipenuhi oleh garis edar dan orbit seperti ini, dinyatakan dalam Alquran sebagai berikut: Demi langit yang memiliki jalan-jalan (Surat adh-Dhariyat, 7).Ada kira-kira 200 milyar galaksi dalam alam semesta yang masing-masing terdiri atas kira-kira 200 bintang. Segala benda-benda langit ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seperti berenang sepanjang orbitnya dalam keserasian yang sempurna dan tersusun bersama satu dengan lainnya. Selanjutnya, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang orbit yang ditetapkan baginya. Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam hitungan, suatu orbit yang sangat terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini melenceng ke lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Ternyata, telah diamati bahwa sejumlah galaksi melintas satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan. Sesungguhnya, pada saat Alquran diturunkan pertama kali, manusia tidak memiliki teleskop zaman ini ataupun teknologi observasi tingkat tinggi untuk mengamati ruang angkasa dengan jarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika atau astronomi modern. Selanjutnya, pada saat itu, tidaklah mungkin untuk menetapkan secara ilmiah bahwa ruang angkasa dipenuhi lintasan dan orbit sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Namun demikian, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Alquran yang diturunkan pada saat itu.
republika
ketika Byzantinene kehilangan Jerussaleem. Pada kenyataannya,
Byzantium kemudian menderita kekalahan hebat, yang nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya apalagi mendapatkan kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slav, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Byzantine. Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Byzantine akan runtuh. Tetapi setelah itu, ayat pertama Surat Ar-Ruum menyampaikan suatu pengumuman bahwa Byzantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Sekitar tujuh tahun setelah penyampaian ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, sebuah peperangan hebat antara Kekaisaran Byzantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan pada saat itu, pasukan Byzantine secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. (Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan bangsa Byzantium, yang mewajibkan Persia untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Byzantine). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Alquran, secara ajaib menjadi kebenaran. Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan dalam wilayah paling rendah di bumi ini. Ungkapan adnal ardli dalam bahasa Arab, diartikan sebagai tempat yang rendah. Ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa kiasan. (Kata adna dalam bahasa Arab diambil dari kata dani, yang berarti rendah dan ardo berarti dunia). Karena itu uangkapan “adnal rdli berarti wilayah paling rendah di bumi). Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam pertempuran antara Kekaisaran Byzantine dan Persia, ketika Byzantine dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dikhususkan ini adalah cekungan/basin Laut Mati, yang terletak di persimpangan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestana, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Byzantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini. Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya bisa diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, tak mungkin bagi seorangpun untuk mengetahui bahwasannya itu adalah wilayah terendah pada permukaan bumi. Kemudian, dalam Alquran, wilayah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Selain itu, keajaiban lain Quran, memiliki ''kejaiban matematika''. Contohnya adalah angka pengulangan nomor pada beberapa kata alam Alquran. Beberapa kata yang terkait secara mencengangkan diulangi dalam kali yang sama. Di bawah ini adalah kata-kata tersebut dan jumlah pengulangannya dalam Alquran. Kata hari diulangi sebanyak 365 kali dalam bentuk tunggal, dan dalam bentuk jamak diulangi sebanyak 30 kali. Jumlah pengulangan kata bulan adalah 12 kali. Kata hukuman diulang sebanyak 117 kali sedangkan ungkapan ampunan, yang merupakan prinsip dasar Alquran, diulangi tepat dua kali. Jumlah kata dunia dan “akhirat” diulangi sama persis, sebanyak 115. Kalimat tujuh langit diulangi sebanyak tujuh kali. Penciptaan langit juga diulangi tujuh kali. Kata iman diulangi 25 kali seluruhnya dalam Alquran, demikian halnya kata kafir. Kata zakat/penyucian diulang sebanyak 32 kali sedangkan jumlah pengulangan kata berkah/kebajikan juga 32 kali. Ungkapan shaleh dipakai sebanyak 6 kali, tetapi kata ingkar dipakai setengahnya, yaitu 3 kali. Manusia dipakai sebanyak 65 kali, penjumlahan dari sejumlah tahap-tahap pembentukan manusia: Yaitu : manusia 65, tanah 17, setetes mani 12, embryo 6, segumpal daging 3, tulang 15, daging 12.
republika
Di Balik Keberadaan Materi
Semua sel hidup berfungsi berdasarkan informasi genetis yang terkodekan pada struktur rantai heliks ganda DNA. Tubuh kita juga tersusun atas trilyunan sel yang masing-masingnya memiliki DNA tersendiri, dan semua fungsi tubuh kita terekam dalam molekul raksasa ini. Sel-sel kita menggunakan kode-kode protein yang tertuliskan pada DNA untuk memproduksi protein-protein baru. Informasi yang dimiliki DNA kita sungguh berkapasitas sangat besar sehingga jika anda ingin menuliskannya, maka ini akan memakan tempat 900 jilid ensiklopedia, dari halaman awal hingga akhir!Jadi tersusun dari apakah DNA? Lima puluh tahun yang lalu, para ilmuwan akan menjawab bahwa DNA terdiri atas asam-asam inti yang dinamakan nukleotida dan beragam ikatan kimia yang mengikat erat nukleotida-nukleotida ini. Dengan kata lain, mereka terbiasa menjawabnya dengan menyebutkan hanya unsur-unsur materi dari DNA. Namun kini, para ilmuwan memiliki sebuah jawaban yang berbeda. DNA tersusun atas atom, molekul, ikatan kimia dan, yang paling penting, informasi.Persis sebagaimana sebuah buku. Kita akan sangat keliru jika mengatakan bahwa sebuah buku hanya tersusun atas kertas, tinta dan jilidan buku. Penyebabnya selain ketiga unsur materi ini, adalah informasi yang benar-benar menjadikannya sebuah buku. Informasi yang membedakan satu jilid Encyclopedia Britannica dari sekedar sebuah buku yang terbentuk dari penyusunan acak huruf-huruf seperti ABICLDIXXGGSDLL. Keduanya memiliki kertas, tinta dan jilidan, tapi yang satu memiliki informasi sedangkan yang kedua tidak memilikinya. Sumber informasi ini adalah penulis buku tersebut, suatu kecerdasan yang memiliki kesadaran. Karenanya, kita tidak dapat mengingkari bahwa informasi dalam DNA telah ditempatkan oleh sesuatu yang memiliki kecerdasan.Di abad ke-19, kita berkeyakinan bahwa terdapat dua keberadaan dasar dalam ilmu pengetahuan: Materi dan Energi. Di awal abad ke-21, kita kini mengakui bahwa terdapat keberadaan dasar yang ketiga, dan ini adalah informasi. Informasi tidak dapat direduksi atau disederhanakan menjadi materi, tidak pula menjadi energi. Semua teori yang dikemukakan di abad kedua puluh untuk menyederhanakan informasi menjadi materi, sebagaimana teori asal-usul kehidupan secara acak, pengaturan materi secara mandiri, teori evolusi dalam biologi yang berusaha menjelaskan informasi genetis spesies melalui mekanisme mutasi dan seleksi alam telah gagal. Profesor Phillip Johnson, pengritik terkemuka Darwinisme, menulis:Dualitas yang sesungguhnya ada pada setiap tingkatan dalam biologi adalah dualitas materi dan informasi. Kalangan filsuf akal-ilmu pengetahuan tidak mampu memahami sifat asli informasi dikarenakan mereka beranggapan bahwa informasi ini dihasilkan oleh sebuah proses materi (yakni. sebagaimana konsep Darwin) dan, karenanya, secara mendasar tidak berbeda dengan materi. Tapi ini hanyalah prasangka yang akan terhapuskan dengan pemikiran yang jujur. Sebagaimana telah kita perbincangkan di atas, sebuah buku terbentuk dari kertas, tinta dan informasi yang dikandungnya. Sumber informasi ini adalah kecerdasan sang penulis.Dan ada satu lagi hal penting. Kecerdasan ini ada sebelum keberadaan unsur-unsur materi dan kecerdasan inilah yang menentukan bagaimana menggunakan unsur-unsur materi tersebut. Sebuah buku pertama kali muncul dalam benak seseorang yang akan menulis buku tersebut. Sang penulis menggunakan perangkaian logis dan dengannya menghasilkan kalimat-kalimat. Kemudian, di tahap kedua, ia mewujudkan gagasan ini menjadi bentuk materi. Dengan menggunakan mesin ketik atau komputer, ia mengubah informasi yang ada dalam otaknya menjadi huruf-huruf. Setelah itu, huruf-huruf ini sampai kepada tempat percetakan dan membentuk sebuah buku.Sampai di sini, kita telah sampai pada kesimpulan berikut: Jika materi mengandung informasi, maka materi ini telah dirangkai sebelumnya oleh sebuah kecerdasan yang memiliki informasi tersebut. Pertama, terdapat sebuah kecerdasan. Kemudian pemilik kecerdasan ini mengubah informasi tersebut menjadi materi, dan, dengan demikian, menciptakan sebuah desain.Demikianlah, sumber informasi di alam tidak mungkin materi itu sendiri, sebagaimana pernyataan kaum materialis. Sumber informasi bukanlah materi, akan tetapi sebuah kecerdasan di luar materi. Kecerdasan ini telah ada sebelum keberadaan materi. Kecerdasan ini menciptakan, membentuk dan menyusun keseluruhan alam semesta yang bersifat materi ini.Ilmuwan Israel, Gerald Schroeder, yang telah mempelajari fisika dan biologi di sejumlah universitas seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), sekaligus pengarang buku The Science of God (Ilmu Pengetahuan Tuhan), membuat sejumlah pernyataan penting tentang hal ini. Dalam buku barunya yang berjudul The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Mengungkap Kebenaran Hakiki), ia menjelaskan kesimpulan yang dicapai oleh biologi molekuler dan fisika quantum sebagaimana berikut:Suatu kecerdasan tunggal, kearifan universal, melingkupi alam semesta. Sejumlah penemuan oleh ilmu pengetahuan, yang mengkaji tentang sifat kuantum dari materi-materi pembentuk atom (sub-atomik), telah membawa kita sangat dekat kepada pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan merupakan perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium kita merasakannya dalam bentuk informasi yang pertama-tama terwujudkan secara fisik dalam bentuk energi, dan kemudian terpadatkan menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, tampak mewakili satu tingkatan informasi, satu tingkatan kearifan. Menurut Schroeder, temuan-temuan ilmiah di zaman kita mengarah pada pertemuan antara ilmu pengetahuan dan agama pada satu kebenaran yang sama, yakni kebenaran Penciptaan. Ilmu pengetahuan kini tengah menemukan kembali kebenaran ini, yang sebenarnya telah diajarkan agama-agama wahyu kepada manusia selama berabad-abad. n
republika
Mahluk Mahluk Bercahaya
Kita pun pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam. Cahayanya benderang tetapi bukan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan mahluk hidup. Ia kunang-kunang. Mahluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya.Meski tidak menggunakan listrik, kunang-kunang memiliki teknologi jauh lebih hebat: lebih efektif dari bola lampu yang mampu mengubah sepuluh persen saja dari energinya menjadi cahaya, sedangkan sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Mengapa demikian? Tubuh kunang-kunang berisi zat kimia lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini didesain khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini. Tidak ada keraguan bahwa desain biokimia ini bukan kebetulan. Sebagaimana Allah telah memberi semua mahluk hidup ciri mereka masing-masing, Dia juga telah mengajarkan kunang-kunang cara membuat cahaya.Untuk apakah kunang-kunang membuat cahaya melalui teknologi yang sedemikian maju? Amatilah sekawanan kunang-kunang. Sekelompok kunang-kunang dalam jumlah besar, hingga ratusan ribu, di malam hari memunculkan pemandangan yang membuat kita seolah sedang berjalan di bawah bintang-bintang.Cahaya ini sangatlah penting bagi kunang-kunang sebagai alat komunikasi. Sepanjang sejarah, manusia telah menggunakan berbagai sarana untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah sandi morse, yang terdiri atas kombinasi sinyal panjang dan pendek, dan dipakai pada telegram. Kunang-kunang menggunakan sinyal cahaya untuk berkomunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain. Singkatnya, masing-masing dari ribuan kunang-kunang yang kita lihat bersama di kegelapan malam adalah sebuah keajaiban penciptaan. Pencipta sistem yang luar biasa ini adalah Allah, Pencipta semua makhluk hidup. Selama beberapa malam di Segitiga Bermuda, pertunjukan cahaya tengah berlangsung. Beberapa saat setelah matahari tenggelam, cahaya yang mempesona muncul, di permukaan laut. Cahaya ini berasal dari cacing laut betina yang sedang berada di permukaan. Sang betina mencampurkan dua cairan kimia yang ia hasilkan dalam tubuhnya. Makhluk ini tahu bagaimana menggunakan bahan-bahan kimia untuk memproduksi cahaya dengan cara yang menakjubkan. Hasilnya? Sebuah pertunjukan cahaya yang mengagumkan. Cacing betina melakukan ini untuk menarik perhatian sang jantan. Mahluk yang sedang mendekat dengan cahaya kecilnya yang terang adalah cacing laut jantan. Sepuluh menit kemudian, permukaan laut telah tertutupi oleh ratusan betina yang memancarkan cahaya terang. Jika bulan keluar dari balik awan dan menerangi permukaan laut, mereka kembali ke kedalaman lautan. Dua puluh menit kemudian pertunjukan ini berakhir.Jika kita ingin menyaksikan tempat sesungguhnya, di mana binatang menggunakan cahaya untuk berkomunikasi, maka kita harus pergi ke tempat paling gelap di bumi, yaitu dasar lautan. Kapal selam ini diciptakan khusus untuk dapat menyelam hingga kedalaman enam ratus meter. Sinar matahari tidak dapat menembus kedalaman di bawah dua ratus meter. Di sinilah tempat paling gelap di bumi. Tekanannya dua puluh kali lebih tinggi dibandingkan di permukaan laut.Anda mungkin berpikir tak ada yang mampu hidup dalam kondisi ini. Namun sebuah pemandangan menakjubkan muncul ketika terlihat suatu sinyal cahaya dari luar kapal selam. Tiba-tiba muncul cahaya dari kegelapan dasar lautan, dengan kata lain terdapat mahluk-mahluk hidup yang menjawab cahaya dengan cahaya, dan berkomunikasi dengan cara memancarkan cahaya dalam kegelapan ini. Dengan melihat makhluk ini dari dekat, anda akan melihat keagungan ciptaan Allah. Di dasar lautan, terdapat mahluk mengagumkan yang memancarkan cahaya merah. Ia seekor ubur-ubur. Pertunjukan cahaya dari spesies lain yang berada di bagian lebih atas menyerupai pertunjukan karya seni. Pertunjukan ini dapat dinikmati sepenuhnya setelah lampu kapal selam dimatikan. Pemandangan yang muncul adalah beragam mahluk mempesona yang bersinar dengan cahaya yang dihasilkannya sendiri. Sungguh tidak rasional untuk berpikir bahwa mahluk yang demikian kompleks dengan sistemnya yang rumit muncul secara kebetulan. Tak ada keraguan bahwa mahluk ini sengaja diciptakan dengan disain khusus. Oleh karenanya, pertunjukan cahaya ini, yang datang dari ratusan meter di bawah permukaan laut, sebenarnya mengungkapkan kepada kita akan kekuasaan Allah. Dia menciptakannya secara khusus. Segala sesuatu di darat dan di laut adalah kepunyaan-Nya. Dan Dia memiliki ilmu dan pengetahuan yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat dinyatakan: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr, 59:24)
republika
Fisika + Kimia = Kenyataan Gaib
Untuk membayangkan bahwa materi memiliki wujud di luar otak adalah tipuan belaka. Penampakan yang kita saksikan sangat mungkin berasal dari sumber tiruan. Hal ini dapat dipahami dengan contoh berikut. Pertama-tama, marilah kita anggap kita dapat mengeluarkan otak dari tubuh kita dan menjaganya agar tetap hidup dalam sebuah toples kaca. Lalu kita ambil komputer dengan beragam informasi yang dapat direkam di dalamnya. Terakhir, marilah kita masukkan sinyal-sinyal listrik dari semua data yang dapat memunculkan situasi seperti gambar, suara dan rasa ke dalam komputer ini. Marilah kita hubungkan komputer ini dengan pusat penginderaan dalam otak kita menggunakan kabel elektroda, dan mengirim data yang telah terekam ke otak kita. Di saat otak kita merasakan sinyal-sinyal ini, ia akan melihat dan hidup dalam situasi yang dimunculkan sinyal-sinyal ini. Dari komputer ini, kita juga dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal tentang gambaran diri kita. Misalnya, kita dapat mengirim ke otak kita sinyal-sinyal yang berhubungan dengan indera penglihatan, pendengaran dan peraba yang kita rasakan ketika kita duduk di kursi. Dalam keadaan ini, otak kita akan menganggap dirinya sebagai seorang pebisnis yang sedang duduk di kantornya. Dunia bayangan ini akan berlangsung selama rangsangan terus-menerus datang dari komputer tersebut. Kita tak pernah menyadari bahwa kita hanya terdiri dari otak. Sungguh sangat mudah kita terkecoh dan mempercayai penampakan, yang tanpa disertai wujud materi, sebagai hal yang nyata. Inilah yang sebenarnya terjadi dalam mimpi kita.Bagi anda, sesuatu yang nyata adalah segala yang dapat disentuh dengan tangan dan dilihat dengan mata. Dalam mimpi, anda dapat pula menyentuh dengan tangan anda dan melihat dengan mata anda, namun pada kenyataannya anda tidak memiliki tangan atau mata, tidak ada pula sesuatupun yang dapat disentuh atau dilihat. Sehingga, ketika mempercayai apa yang anda rasakan dalam mimpi sebagai keberadaan secara materi, anda telah tertipu. Sebagai contoh, seseorang yang tidur pulas di pembaringannya dapat melihat dirinya berada dalam dunia yang sama sekali berbeda dalam mimpinya. Ia mungkin bermimpi bahwa ia seorang pilot dan menjadi komandan pesawat raksasa, dan ia bekerja sangat serius mengomandani pesawat tersebut. Padahal orang ini tidak beranjak selangkah pun dari tempat tidurnya. Dalam mimpinya, ia mungkin berada pada sejumlah keadaan yang berbeda dan bertemu kawan, berbicara dengan mereka, makan dan minum bersama. Kendatipun sekedar penampakan yang tidak memiliki wujud materi, pengalaman dalam mimpi ini terasa sama sekali nyata. Hanya ketika bangun dari mimpinya ia kemudian menyadari bahwa semua ini hanyalah penampakan. Jika kita dapat dengan mudah hidup dalam dunia semu mimpi kita, maka hal yang sama dapat berlaku pada dunia yang kini kita huni. Ketika kita terbangun dari mimpi, tidak ada alasan logis untuk tidak berpikir bahwa kita telah memasuki mimpi yang lebih panjang yang kita sebut kehidupan nyata. Alasan kita menganggap mimpi kita sebagai khayalan, sedangkan dunia sebagai alam nyata, hanyalah akibat kebiasaan dan prasangka kita. Ini menunjukkan bahwa mungkin saja terbangun dari kehidupan di bumi yang kita anggap sedang kita jalani saat ini, persis sebagaimana ketika kita terbangun dari mimpi. Setelah semua kenyataan materi ini terungkap, kini muncul pertanyaan yang paling penting. Jika peristiwa di alam materi yang kita ketahui pada hakikatnya adalah sekedar penampakan, bagaimana dengan otak kita? Oleh karena otak kita adalah materi sebagaimana lengan kita, kaki, atau benda lain, ia mestinya juga sekedar penampakan sebagaimana semua benda lainnya. Contoh lain akan lebih menjelaskan hal ini. Marilah kita anggap bahwa kita memanjangkan syaraf-syaraf yang menuju ke otak kita dan meletakkan otak tersebut di luar kepala kita sehingga kita dapat melihatnya dengan mata kita. Pada keadaan ini, kita akan dapat melihat otak kita dan menyentuhnya dengan jari-jari kita. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa otak kita juga tidak lebih dari sebuah penampakan yang dibentuk oleh indera penglihatan dan peraba. Lalu, kehendak apakah yang melihat, mendengar dan merasakan semua indera yang lain jika bukan otak? Siapakah dia yang melihat, mendengar, meraba dan merasakan rasa dan bau? Siapakah wujud ini, yang berpikir, beralasan, memiliki perasaan dan bahkan berkata ''Saya adalah saya''?Salah seorang pemikir terkemuka abad ini Karl Pribram juga memiliki pertanyaan yang sama: Sejak jaman Yunani, para filsuf telah memikirkan tentang 'hantu di dalam mesin', 'manusia kecil dalam manusia kecil' dan lain sebagainya. Dimanakah 'saya', seseorang yang menggunakan otaknya? Siapakah dia yang melakukan perbuatan mengetahui? Sebagaimana perkataan Saint Francis dari Assisi: 'Apa yang kita cari adalah sesuatu yang melihat (Ken Wilber, Holographic Paradigm, hal. 37)Ternyata, wujud gaib yang menggunakan otak, yang melihat dan merasakan ini adalah ruh. Apa yang kita sebut dengan alam materi adalah sekumpulan penampakan yang dilihat dan dirasakan oleh ruh ini. Sebagaimana tubuh yang kita punyai dan alam materi yang kita lihat dalam mimpi tidak memiliki wujud fisik, alam semesta yang kita tempati dan tubuh yang kita miliki saat ini juga tidak memiliki wujud fisik. Begitulah, kendatipun kita memulai dengan anggapan bahwa materi adalah nyata, hukum-hukum fisika, kimia dan biologi, semuanya menghantarkan kita pada kenyataan bahwa materi terbentuk dari khayalan; dan pada kenyataan pasti tentang adanya wujud gaib. Jadi, siapakah yang menjadikan ruh kita melihat tanah, manusia, tumbuhan, tubuh kita dan segala hal lain yang kita lihat? Sangat jelas bahwa ada Pencipta Maha Agung.Wujud absolut sesungguhnya Allah. Segala sesuatu selain-Nya hanyalah bayangan yang Dia ciptakan. Kenyataan ini dijelaskan oleh ulama besar Islam Imam Rabbani sebagaimana berikut:Allah 'Materi pembentuk wujud-wujud yang Dia ciptakan ini hanyalah ketiadaan'. Dia menciptakan segalanya di dunia indra dan khayalan. Keberadaan alam semesta adalah di dunia indra dan khayalan, dan ia bukanlah materi. Pada kenyataannya, tiada sesuatu pun di alam luar kecuali Wujud Yang Maha Suci, (Dialah Allah) (Imam Rabbani Hz. Mektuplari (Letters of Rabbani), Vol.II, 357. Letter, p.163)Di semua empat penjuru jagat raya yang terbentuk oleh beragam penampakan adalah Wujud Allah sebagai wujud nyata satu-satunya. Karenanya, wujud paling dekat kepada manusia adalah Allah. Fakta ini dijelaskan dalam Alqur'an dengan ayat, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya (Surah Qaf: 16) Dimanapun kita berada, Allah bersama kita. Ketika anda membaca tulisan ini, wujud terdekat dengan anda adalah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang anda lihat setiap saat. Selama Allah menjadikan kita melihat gambar dan merasakan apa yang ada di dunia ini, kita akan terus hidup di dunia ini. Ketika ia menghentikan gambar dan cita rasa tentang dunia ini, lalu menampakkan malaikat maut kepada kita dan memberikan penampakan tentang dimensi yang berbeda, ini berarti kita telah meninggal dunia. Hari Kebangkitan, Penghisaban, Surga, Neraka dan semua kehidupan abadi akan diciptakan dengan cara yang sama untuk kita.
republika
Kebesaran Allah pada Planet Bumi
Pernahkan anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan untuk manusia saja?Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta sistem yang ada -- hidup ataupun tak hidup -- yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan. Namun diciptakan Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam atmosfer sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya. Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain. Namun tidak demikian kenyataannya: atmosfer bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet dimana ia hidup, menyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena. Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.Massa air yang sangat besar di lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh Pencipta yang Maha Tinggi dan Pemilik Kekuatan yang Abadi.Di samping itu, ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan, kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya, dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah untuk manusia.Allah berfirman dalam Al Quran: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)
republika
Masalah Genetika di Al Quran
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan (Surat an-Najm, 45-46).Ilmu genetika, hingga beberapa waktu lalu, memperkirakan jenis kelamin ditentukan sel ibunya. Begitupun dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan sel jantan dan sel betina bersama-sama.Benarkah? Alquran justeru memberikan penjelasan berbeda. Yaitu jenis kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan sperma yang dipancarkan ke dalam kandungan. Belakangan, perkembangan disiplin ilmu genetika dan biology molekuler, membenarkan secara ilmiah penjelasan pada Quran. Kini dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel sperma yang berasal dari laki-laki, dan perempuan, tidak memiliki peran apapun dalam proses ini. Chromosom merupakan elemen utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur seorang manusia dinyatakan sebagai kromosom seks. Dua kromosom ini dinamakan XY pada laki-laki dan XX pada wanita. Ini karena bentuk kromosom-kromosom ini mirip dengan huruf-huruf tersebut. Kromosom Y membawa gen yang menandakan jenis laki-laki, sedangkan kromoson X membawa gen yang menandakan perempuan. Pembentukan seorang manusia baru, berawal dari kombinasi silang salah satu kromosom-kromosom ini, yang berada dalam pasangan laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, kedua komponen sel kelamin, yang terbelah dua selama ovulasi, membawa kromosom X. Jenis kelamin laki-laki, di sisi lain, memproduksi jenis sperma yang berbeda, satu mengandung kromoson X dan yang lainnya mengandung kromosom Y. Jika sebuah kromosom X dari perempuan bergabung dengan sebuah sperma yang mengandung kromosom X, maka bayi tersebut adalah perempuan. Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka bayi tersebut adalah laki-laki. Tak satupun dari hal ini diketahui sampai penemuan ilmu genetika pada abad ke 20. Sesungguhnya, pada beberapa peradaban, dipercaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh tubuh perempuan. Itulah mengapa wanita-wanita dipersalahkan bila melahirkan anak perempuan. Tiga belas abad sebelum gen manusia ditemukan, Alquran telah menyampaikan berita yang menolak khurafat ini. Quran pun menjelaskan bahwa asal mula jenis kelamin bukanlah terjadi dari perempuan tetapi dengan air mani laki-laki. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan ovum/sel telur wanita, intisari bayi yang akan dilahirkan terbentuklah. Sel tunggal yang diketahui sebagai zigot dalam ilmu biologi secara langsung akan mulai bereproduksi dengan membelah diri dan akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat manusia dengan bantuan mikroskop. Namun, zigot tersebut tidak melewatkan periode pembentukan/pembelahan nya dengan kekosongan. Ia melekat pada uterus seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui tali ini, zigote bisa mendapatkan zat-zat penting bagi pembentukannya dari tubuh ibunya. Di sini, pada titik ini, sebuah keajaiban Alquran terlihat. Saat menunjukkan zigot yang terbentuk dalam kandungan ibu, Alloh menggunakan kata alaq dalam Alquran: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah) (Surat al-Alaq, 1-3)Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah suatu benda yang menancap/menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah/pacet yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Pengetahuan ilmiah yang tersingkap itu, selaras dengan berita pada Alquran. Keselarasan ini kian membuktikan bagi umat manusia -- bahkan tak sekadar bagi umat Islam -- Alquran itu suara kebenaran dari-Nya.
republika
Pengetahun Sidik Jari di Alquran
Di sisi lain yang tak kalah penting dari berita yang disebutkan Alquran ialah tahap-tahap pembentukan manusia dalam kandungan ibunya. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam kandungan ibu, mulanya tulang-tulang terbentuk, selanjutnya otot terbentuk membungkus tulang-tulang ini. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Lalu Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Surat al-Muminun: 14)Embryology adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari pembentukan embrio dalam kandungan ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam suatu embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, untuk jangka waktu yang lama, banyak orang mengklaim bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan.Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang diselenggarakan dengan keunggulan perkembangan teknologi baru telah menyatakan bahwa pernyataan dalam Alquran kata per kata adalah benar. Pengujian dalam skala mikroskopis ini menunjukkan bahwa pembentukan yang terjadi dalam kandungan ibu terjadi dengan cara seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut.Pertama kali, jaringan tulang rawan dari embrio terbentuk. Kemudian sel-sel otot yang terpilih diantara jaringan yang mengelilingi tulang-tulang terbentuk dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah publikasi ilmiah dengan kalimat sebagai berikut: Selama tujuh minggu, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai bentuk sebagaimana umumnya. Pada akhir minggu ke tujuh dan selama minggu ke delapan otot menempati posisisnya menyelimuti bentuk tulang. Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Alquraan sesungguhnya selaras dengan penemuan ilmu embriologi modern. Dalam Quran pun disebutkan bahwa manusia diciptakan dalam tiga tahap dalam kandungan ibunya. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Alloh, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?(Surat az-Zumar: 6).Agar lebih dipahami, ditunjukkan dalam ayat ini, seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam 3 tahapan yang jelas. Sesungguhnya, ilmu biologi modern telah menyatakan bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam kandungan ibu.Risalah Quran itu kini menjadi ilmu dasar pada semua textbook embriologi yang dipelajari dalam bidang pengobatan. Sebagai contoh, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi pokok dalam bidang embryology, fakta ini dibeberkan sebagai berikut: ''kehidupan dalam uterus memiliki tiga tahapan: pre-embrio; dua setengah minggu pertama, embryonic; sampai pada minggu ke delapan, dan fetal; dari minggu ke delapan sampai lahir.''Di sisi lain, Quran pun menyebutkan Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematian, melalui adanya sidik jari manusia secara khusus dititikberatkan/ditekankan: Sebenarnya, Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna (Surat al-Qiyama, 3-4)Penekanan pada sidik jari memiliki makna khusus. Hal ini dikarenakan sidik jari setiap orang bersifat unik bagi dirinya. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Itulah mengapa sidik jari dianggap sebagai tanda yang sangat penting pada kartu identitas bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa sidik jari ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai benda berbentuk lengkung biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Alquran, Allah menunjukkan sidik jari, yang tak sedikitpun menarik perhatian orang waktu itu, yang mengundang perhatian kita betapa berartinya dia, arti yang hanya dimengerti oleh jaman sekarang ini.
republika
Perluasan Alam Semesta di Al Quran
Di saat pengetahuan astronomi masih primitip, Al Quran telah melukis proses terjadi alam semesta. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya (Surat adh-Dhariyat: 47)Kata langit, sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan dalam beberapa tempat dalam Alquran dengan arti permukaan dan semesta. Di Quran, disebutkan, alam semesta meluas. Hal ini merupakan kesimpulan yang diperoleh ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke-20, pandangan umum dalam dunia ilmu pengetahuan bahwa alam semesta memiliki ukuran tetap dan ia ada dari dahulu kala. Penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, bagaimanapun juga, menyatakan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan dan ia mengalami ekspansi/meluas secara konstant. Pada awal abad ke-20, Fisikawan Rusia Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta dalam gerakan konstan dan meluas. Fakta ini dibuktikan juga dengan pengamatan data pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi secara konstan bergerak menjauh satu sama lain. Alam semesta, dimana segala sesuatu secara konstant bergerak menjauh satu sama lain diartikan sebagai alam semesta yang secara konstan meluas/mengembang/berekspansi.Pengamatan yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya membuktikan bahwa alam semesta secara konstan mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Alquran pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Hal ini dikarenakan Alquran adalah firman Sang Pencipta, dan Pengatur seluruh penjuru alam semesta. Tatkala mengacu pada matahari dan bulan dalam Alquran, dijelaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit tertentu. Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar pada garis edarnya (Surat al-Anbiya, 33). Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah statis/diam, tetapi bergerak dalam orbit tertentu. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Surah Ya Sin, 38)Kenyataan di Alquran ini telah ditemukan dengan pengamatan astronomis saat ini. Menurut perhitungan ahli astronom, matahari berjalan pada kecepatan luar biasa, 720 ribu km per jam mengarah pada bintang Vega dalam orbit utama yang disebut Solar Apex. Hal ini berarti matahari berjalan kira-kira 17 juta 280 ribu kilometer dalam sehari. Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan dalam jarak yang sama. Selanjutnya, semua bintang dalam alam semesta berada dalam suatu gerakan terencana demikian. Bahwa seluruh alam semesta dipenuhi oleh garis edar dan orbit seperti ini, dinyatakan dalam Alquran sebagai berikut: Demi langit yang memiliki jalan-jalan (Surat adh-Dhariyat, 7).Ada kira-kira 200 milyar galaksi dalam alam semesta yang masing-masing terdiri atas kira-kira 200 bintang. Segala benda-benda langit ini bergerak dalam orbit yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seperti berenang sepanjang orbitnya dalam keserasian yang sempurna dan tersusun bersama satu dengan lainnya. Selanjutnya, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang orbit yang ditetapkan baginya. Orbit di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam hitungan, suatu orbit yang sangat terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini melenceng ke lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Ternyata, telah diamati bahwa sejumlah galaksi melintas satu sama lain tanpa satupun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan. Sesungguhnya, pada saat Alquran diturunkan pertama kali, manusia tidak memiliki teleskop zaman ini ataupun teknologi observasi tingkat tinggi untuk mengamati ruang angkasa dengan jarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika atau astronomi modern. Selanjutnya, pada saat itu, tidaklah mungkin untuk menetapkan secara ilmiah bahwa ruang angkasa dipenuhi lintasan dan orbit sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Namun demikian, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Alquran yang diturunkan pada saat itu.
republika