oleh Fatma Elly (catatan) 05 Juni 2010 jam 16:40
Audzubilllahiminassyaitonirrajiim
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh
Alhamdulillah dalam situasi seperti ini, kucuplik sebuah tulisan dari buku: “Kenapa Palestina; Renungan Seorang Ibu”, Establitz, November 2008
Semoga cuplikan ini bisa membawa dan mendatangkan manfaatnya…’amiin..
Buku tersebut, sebagai suatu Rangkuman Visual, kubuat berdasarkan ibrah yang kuambil dari Al Qur’an, Hadis, Sirah Nabawy, dan referensi buku sebanyak enampuluhan, dan 71 kepustakaan. Yang menyangkut masalah internal umat Islam, selain eksternal mereka yang berada di luarnya.
Terutama masalah Palestina itu sendiri…yang kuanggap bukan hanya masalah bangsa/rakyat Palestina, Arab dan kaum muslimin saja, tapi juga masalah kemanusiaan.
Di mana kita yang memiliki secercah rasa…tentunya tak bisa berlepas diri. Merasa acuh terhadap kondisi rakyat/bangsa Palestina yang terjajah dan tertindas semenjak puluhan tahun yang lalu.
Bahkan mungkin lebih, pada saat ia berada di bawah protektorat Inggris. Dan menjadi ladang perebutan dan pergulatan di antara
bangsa-bangsa…
Baik Inggris itu sendiri, Perancis, Rusia maupun Amerika Serikat..apalagi Israel…
Buku ini lebih banyak berbicara masalah historis dari semenjak sebelum Masehi hingga ke Awal Masehi, abad Pertengahan, dan saat terjadi Declaration of Balfour..bahkan sampai masa kini…dengan segala hiruk-pikuk permasalahannya yang tidak juga selesai.
Meski ada beberapa resolusi yang ditelurkan PBB. Baik 181, 242, 338, dan sebagainya lagi, yang sampai saat ini hanya merupakan kata di atas kertas..tanpa bukti yang nyata dalam realitas pelaksanaannya.
Yang membuat kita miris dan sedih di atas pemikiran akan nasib rakyat Palestina itu sendiri.
Kuharap sebetulnya, buku ini patut dibaca sebagai wawasan sejarah, politik, sosial dan budaya, juga ideologi dan agama. Meski di sana di sini dibumbui hingga seperti suatu campur sari yang intinya juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jasmani maupun rohani.
Sebagaimana laiknya karakter aku di dalam menulis sesuatu. Yang tak lepas dari nuansa fiksi dan non fiksinya.
Karena bagiku..visi dan misi, informasi dan nilai-nilai ajaran yang dikandung, yang terdapat dalam buku, jika kiranya nyambung dan dipahami pembaca serta disukainya..cukuplah…
Selamat membaca, dan insyaallah berkenan adanya.
Bilamanapun tidak, kumohonkan maaf atasnya..
Billahi taufik wal hidayah..fatma elly…
SEDIKIT CUPLIKAN
Oleh: Fatma Elly
SUATU SAAT, ia mengajak seseorang bicara, untuk ikut memperhatikan masalah Palestina, yang rakyatnya dibantai dan dibuat semena-mena oleh Israel.
Dan orang yang diajak bicara itu, merasa tidak senang dengan ini. Seperti terganggu.
Malah berkata sinis dengan wajah gusar:
“Aneh ya kamu ini. Orang sudah stress dan pusing memikirkan keadaan diri sendiri dan keluarga, akibat segala kenaikan harga, dengan morat-marit ekonomi yang tak keruan ini, dan macam-macam musibah, eeh kamu malah menyuruh memikirkan dan memperhatikan masalah Palestina, yang bukan negara kita, dan jauh lagi!”
“Apa kamu memang tidak mempunyai masalah? tidak mempunyai perasaan dan pikiran?,” akhirnya orang yang diajak bicara itu balik bertanya. Seraya meninggalkan pembicaraan dan dirinya, dengan raut wajahnya yang masam. Tidak mau lagi berbincang dan bercakap-cakap dengannya.
SEDANG IA SENDIRi, di dalam benaknya, hanya bisa berpikir dan bersuara:
“Apakah kamu juga tidak tahu, bahwa morat-maritnya ekonomi, bobrok hancurnya akhlak anak bangsa ini, hancur luluhnya kehidupan, tumpah-ruahnya kejahatan, salah satu penyebabnya adalah karena masalah Palestina itu?”
“Negara tirai atau pembatas, yang sengaja diciptakan Zionis untuk memecah belah umat Islam, di jantung mana agama dan umat itu dilahirkan. Mempertipis iman dan keislamannya, merusak akhlak dan amalnya?”
“Menggelayutinya dengan faham-faham dan ajaran serta ideologi, memperbodohnya dengan kezaliman, di atas hawa nafsu dan giuran setan? memperkaya, memuaskan hawa nafsu angkara terhadap dunia dan materialisme, kebebasan dan keserbabolehan, di atas dendam agama dan ideologi, sejarah peradaban dan hegemoni kekuasaan, yang pernah teraih?”
“Kesombongan dan kebanggaan, iri dan dengki, merasa sebagai ras ‘pilihan tuhan’, di mana bukan hanya dunia dan segala isi ini diperuntukkan bagi mereka, tapi juga surga?
“Sehingga mereka berpendapat, kalaupun mereka tersentuh neraka, hanya sekedar beberapa hari saja?”
“Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.”
Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”. (Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS 2: 80-81)
SEMENTARA ITU, ‘Dunia Dalam Berita’ memperlihatkan hal-hal yang memilukan. Membuat dada ibu itu lebih kesal dan sedih lagi.
SIAPA SIH YANG TEGA, melihat anak-anak, orang tua, perempuan, pemuda-pemudi, dengan wajah pucat pasi kemudian menjadi merah, histeris menangis, berteriak menahan kesedihan kemarahan, di hadapan mayat keluarga, dengan tubuh-tubuh mereka yang berlumuran darah, di atas dentuman peluru dan serangan bom Israel?
“Manusia yang tak memiliki hati nurani sajalah, yang mungkin cuek dan bermasabodoh!” Gerutunya geram.
INFORMASI yang disampaikan televisi, mempertontonkan kematian tiga orang pemuda Palestina. Mereka yang syahid diterjang peluru Israel.
Sementara dalam berita atau informasi tersebut, tidak pernah dikatakan seperti itu.
Paling-paling hanya dinyatakan; ’mati atau tewas’, dan bukan syahid!
Sedang alasan pembunuhan dan pembantaian, biasanya dikatakan sebagai; tindak balas Israel di dalam mempertahankan diri, atas serangan para teroris militan Palestina. Terutama Hamas dan Jihad Islam.
SUATU ARGUMENTASI yang menutupi aksi brutal Israel, di atas penindasan dan penjajahan yang mereka lakukan terhadap rakyat dan bangsa Palestina. Di wilayah dan tanah air mereka yang sah menurut sejarah!
SEKELUMIT SEJARAH
Bicara tentang sejarah, konon Yahudi dan Zionis mengklaim; bahwa Palestina adalah milik mereka. Atas status sebagai penduduk asli dari ‘tanah yang dijanjikan Tuhan’; anak cucu Ibrahim as, melalui Ishaq, Ya’kub, Daud, Sulaiman dan Musa a.s.
Padahal menurut Prof. Henry Cattan, seorang ahli sejarah dan hukum internasional kelahiran Jerusalem, berdasarkan penyelidikannya secara ilmiah dan objektif di dalam bukunya, “Plestine, The Arabs and Israel; The Search for Justice”, 1969, dinyatakan, bahwa orang-orang Israel itu bukan penduduk asli Palestina.
Orang-orang Israel, pada abad ke 12 sebelum Masehi, datang ke Palestina dari Mesir.
Setelah mereka ditaklukkan oleh tentara Romawi, mereka mengembara ke mana-mana. Terutama ke Eropa Timur, Tengah, Barat; sampai abad 18 dan 19, akhirnya menjadi orang Barat sama sekali!
Dan memang, dalam abad-abad itu, orang Yahudi mengalami pengejaran oleh orang-orang Barat asli.
Zaman ‘Diaspora’, atau zaman “perantauan akibat pengejaran” rakyat Yahudi di Eropa, sangat memilukan.
Oleh karenanya, ‘dapat dipahami’, bahwa gerakan orang-orang Yahudi dalam perantauan dan pengejaran untuk memperoleh sebuah perumahan bangsa Yahudi tersendiri, mendapat simpati dan dukungan Inggris!
WAKTU INGGRIS merencanakan untuk memberikan wilayah perumahan Yahudi di Kenya, jajahan Inggris di Afrika, di sana terdapat tanah dataran tinggi yang subur. Iklim yang baik sekali bagi orang Yahudi dari Eropa.
Tetapi, sewaktu Perang Dunia Pertama, melihat betapa vitalnya wilayah Palestina bagi negara-negara Barat, khususnya Inggris, yang melihat taktik dan strategi Jerman menyerbu ke Timur Tengah melalui Turki, demi membangkitkan sentimen anti Inggris di kalangan Dunia Arab, terjadilah perubahan niat Inggris tersebut.
Wilayah Palestina yang mandatnya pada waktu itu dipegang oleh Inggris, merupakan suatu “soft under belly”; suatu kawasan vital, ibarat bagian perut bawah yang lemah, yang dapat membahayakan posisi strategi Inggris di Timur Tengah.
Dan itu pulalah, yang menyebabkan perubahan politik Inggris untuk memindahkan konsepsi perumahan bangsa Yahudi dari Kenya, ke Palestina. Hal mana, memang menjadi tuntutan oleh mayoritas kaum Zionis Internasional, berdasarkan Kitab Injil kuno dan agama Yahudi.
Itu pula, latar belakang yang menyebabkan lahirnya Deklarasi Balfour tahun 1917.
(Dr Roeslan Abdoelgani pada artikel ‘Solidaritas Indonesia terhadap Palestina: Suatu Tinjauan Historis, yang disampaikan pada Diskusi Pekan Persahabatan Indonesia-Palestina, yang diselenggarakan oleh BKK-KUA Universitas Islam Indonesia, di Yogyakarta, 13-18 Januari 1992. Di dalam buku: “Palestina, Solidaritas Islam Dan Tata politik Dunia Baru, editor: M. Riza Sihbudi & Achmad Hadi, Pustaka Hidayah, 1992, hal 112-113)
PENGKLAIMAN Yahudi Zionis terhadap Palestina sebagai pemilik sah tanah tersebut, dan bagaimana Israel, Amerika Serikat, Eropa, banyak melakukan kezaliman dan ketidakadilan, menindas dan memperkosa hak-hak asasi bangsa dan rakyat Palestina, menjadikan perempuan itu teringat pula pada pernyataan Presiden Iran, yaitu Mahmoud Ahmadinejad; Yang menyerukan agar Israel ‘dihapuskan dari peta dunia’.
Yang lalu dengan pernyataannya itu, menjadikan elite pemerintahan Amerika Serikat dan sekutu Zionis, menjadi sangat berang!
“PADAHAL WAJAR,” pikir ibu itu lagi sambil merenung, “kalau sampai Presiden Iran tersebut menjadi geram dan mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Karena bukankah, kebrutalan dan kezaliman Zionis Israel, telah membuat rakyat dan bangsa Palestina menderita?
"Nyata, Israel dengan Zionismenya itu, memang ingin menghilangkan identitas Palestina sebagai sebuah bangsa.” Hati si ibu kembali bergemuruh dengan rintihan.
Mengingat pembantaian, pembunuhan, pengusiran, pemukiman warga Yahudi secara paksa di wilayah Palestina.
Suatu aksi ‘ethnocide’, di atas pembalasan genocide yang dilakukan Jerman dengan tokoh faksisnya Hitler, kepada bangsa Palestina, yang notabene sama sekali tak ada sangkut-pautnya dalam hal itu!
PERBUATAN ANEH, tak masuk di akal sehat, karena pembalasan dan kezaliman yang dilakukan bangsa lain terhadap mereka, malah ditimpakan, dan dijadikan sasaran pembalasan kepada bangsa Palestina, yang tidak melakukan itu, dan tidak bersalah sama sekali!
TRAGI DAN IRONINYA, rakyat dan bangsa-bangsa di dunia, hanya menjadi ‘penonton’.
OKI dan Liga Arab, sebagai ‘macan ompong’, tak bisa berbuat sesuatu yang berarti, di atas kezaliman dan ketidakadilan ini!
KEKESALAN DAN KEGERAMAN perempuan itu, semakin melanda. Wajahnya merah, sinar matanya garang!
SELAMA MEMEGANG kekuasaan di Palestina, Inggris telah mengizinkan orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia, terutama Eropa, pindah secara besar-besaran ke Palestina.
Pada tahun 1919 saja misalnya, orang Yahudi di Palestina hanya berjumlah kurang lebih 58.000 orang. Tetapi pada tahun 1936, orang Yahudi telah berjumlah 348.000 orang.
Apalagi ditambah dengan pembelian tanah yang dilakukan mereka pada orang Arab.
Padahal, selama pemerintahan Ottoman Empire, Khilafah Utsmaniyah, orang Yahudi tidak dibolehkan membeli tanah di Palestina. (Lukman Harun, “Partisipasi Dan Solidaritas Rakyat Indonesia Di dalam Membantu Perjuangan Palestina: Pendekatan Sejarah” Di dalam buku: “Palestina, Solidaritas Islam Dan Tata politik Dunia Baru, editor: M. Riza Sihbudi & Achmad Hadi, Pustaka Hidayah, 1992, hal 118)
“14 Mei 1948, Yahudi memproklamirkan kemerdekaan. Menyatakan berdirinya negara Israel.
Sedang sebelumnya, resolusi PBB No.181 tahun 1947 menyatakan; bahwa wilayah Palestina dibagi menjadi dua bagian; satu negara Arab Palestina, satu lagi negara Yahudi.
TAPI ANEH, hingga saat ini, ‘Negara Palestina Merdeka’, tidak juga terealisasi. Penjajahan dan penindasan Israel, semakin menjadi-jadi. Apakah dalam bentuk ‘keinginan yang harus diperturutkan, atau kesombongan yang menghinakan’.
Meskipun PBB telah mengeluarkan begitu banyak resolusi. Baik resolusi 242 tahun 1967 dan 338 tahun 1973. Yang meminta agar Israel mundur dari wilayah yang diduduki setelah perang 1967 dan 1973.
SEMENTARA ITU, pemukiman dan kezaliman terhadap wilayah dan rakyat Palestina, semakin bertambah-tambah.
Balita atau anak-anak kecil, orang tua atau wanita, apalagi lelaki, remaja, pemuda serta orang dewasa, mereka bantai dan bunuh tanpa pandang bulu.
Disiksa dan dipenjarakan. Di tempatkan pada kamp-kamp pengungsi yang kumuh, tanpa mengenal rasa kemanusiaan.
ANEHNYA, tidak sampai sepekan setelah pernyataan George Bush di Annapolis, Maryland, Amerika Serikat, November 2007, yang menjanjikan Palestina Merdeka, berdasarkan Perikatan Perjanjian Perdamaian Oslo, dengan ‘Peta Jalan Damai’ nya, Israel sudah membangun ratusan rumah pemukiman Yahudi di Jerusalem!
WAJAH IBU itu semakin merona merah atas ingatan ini. Hatinya tertimbun geram dan jengkel pula, atas kelakuan Amerika Serikat dan Israel itu.
“Tak pelak, kalau George Orwell, atau Noam Chomsky, sebagai pakar linguistik, melukiskan bahwa telah terjadi manipulasi kata dengan pengalihan makna.
‘Perjanjian Perdamaian’, bisa saja berubah menjadi, ’peperangan atau nyerah total,’ di atas kemauan dan keinginan,” pikirnya. (Kenapa Palestina; Renungan Seorang Ibu”, Fatma Elly, Establitz, 2008)
Begitulah ‘Sedikit Cuplikan’ yang bisa kutampilkan saat ini. Mengingat serangan Israel atas kapal kemanuisaan, yang ingin membantu rakyat Palestina Khususnya di Gaza, yang telah mengalami pemboikotan selama empat tahun.
Suatu duka cerita bangsa dan rakyat Palestina yang dijajah di atas tanah air mereka sendiri.
Yang telah diprmainkan mereka yang berkuasa dan sedang memegang hegemoni kekuasaan, di atas, dan di tengah politik kepentingan diri, Negara dan bangsa lain, dari mereka yang tidak peduli…
SUATU IRONI DAN TRAGEDI, yang bisa saja membuat mata mereka yang memiliki hati dan rasa, menitikkan titik-titik airnya…
Atau mereka yang acuh dan beku hatinya..tak mau melayangkan sejenakpun mata dan pandangnya ke sana…apalagi membantu atau membela…
Wallahu a’lam