TA'AWANU 'ALAL BIRRI

Minggu, 04 Juli 2010

Benarkah al-Qur’an yang ada hari ini masih asli, dan tidak ada perubahan!?

Communication By ~Jeanny Dive~
Bumi Allah, 1 Juni 2010.


Bismillaahir rohmanir rohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wa barokaatu.


Saudara-saudariku kekasih Rasulullah SAW yang Jean cintai karena Allah…

Sungguh sangat banyak tulisan ‘ngaco’ yang menyesatkan di alam maya ini, dan menuduh sekaligus memfitnah al-Qur’an kita tercinta mereka katakan sudah TIDAK ASLI. !?Astaghfirullaah..!!!

Untuk itu kami berkewajiban menjawab tuduhan dan fitnah itu dengan keterangan yang sebenar-benarnya, serta silakan bagi saudara-saudariku memanfaatkan hujjah berikut ini :

AL-QUR’AN YANG ADA HARI INI ADALAH OTENTIK, yaitu sama persis yang ada pertama kali tanpa ada penambahan atau pengurangan sedikit pun.

Menurut Dr. Subhi Salih, “Al-Qur’an berasal dari kalimat qaraa yang berarti
bacaan. Ia merupakan qalam Allah berbentuk mu’jizat yang diturunkan kepada Rasulullah saw dan ditulis di atas mushaf melalui riwayat yang mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.”

KEMURNIAN AL-QUR’AN TERPELIHARA MELALUI 4 CARA :

1. Sahabat-sahabat Rasulullah menulis wahyu secara terus menerus seperti yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Para penulis wahyu yang terkenal, yaitu Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Muaz bin Jabal, Muawiyah bin Abu Sofyan dan Khalifah yang empat.

2. Di kalangan para sahabat banyak yang hafal al-Qur’an secara menyeluruh.

3. Kesemua sahabat yang bukan hafidz sebagian al-Qur’an untuk dibaca di dalam sholat mereka masing-masing.

4. Sebahagian sahabat mempunyai catatan al-Qur’an untuk rujukan pribadi sesuai dengan peringkat wahyu turun.

PADA ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR RA, catatan-catatan al-Qur’an ini dihimpun kemudian ditulis ulang pada lembaran khusus oleh Zaid bin Tsabit kemudian di simpan oleh Khalifah Abu Bakar ra. Ketika menulisnya, Zaid bin Tsabit menggunakan metode yang sangat teliti. Lembaran yang beliau salin hanyalah lembaran yang betul-betul ditulis oleh yang bersangkutan dihadapan Rasulullah saw, dan untuk setiap lembaran yang akan disalin, kembali beliau meminta dua orang dari kalangan sahabat yang hafidz al-Qur’an untuk menjadi saksi dan mengesahkan kebenaran catatan pada lembaran tadi.

SETELAH KHALIFAH ABU BAKAR WAFAT, Khalifah Umar bin Khatab menyimpan mushaf ini, dan setelah beliau wafat mushaf ini diserahkan kepada salah seorang istri Rasulullah saw, Ummul Mukminin Hafsah. Pada zaman Khalifah Utsman ra, atas nasihat seorang sahabat, Hudzaifah bin Yaman ra, lembaran yang ada pada Ummul Mukminin Hafsah diambil untuk disalin kembali dan dibukukan secara resmi.

Orang yang terlibat dalam pembukuan al-Qur’an ini adalah sahabat Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin As, dan Abdurrahman bin Harits. Lima naskah ditulis dan di antar ke Makkah, Syria, Kufah, Barah, dan satu lagi di tinggal di Madinah.

NASKAH YANG ADA DI MADINAH KEMUDIAN DIBAWA OLEH TENTARA TURKI KE ISTAMBUL SEBELUM DIPINDAHKAN KE BERLIN PADA PERANG DUNIA I. Akhirnya naskah tersebut dikembalikan ke Istambul melalui Perjanjian Versailles selepas PD I dan hingga hari ini berada disana. Sebuah lagi naskah yang ditulis pada zaman Khalifah Utsman tersebut disimpan di Samarkand pada tahun 1485M. Kemudian, pada tahun-tahun 1924 naskah tersebut dibawa ke Tashkent, Uzbekistan dan bertahan hingga saat ini.

SUBHANALLAH, PADA TAHUN 1965, PAKAR-PAKAR ARKEOLOGI MENEMUKAN MANUSKRIP AL-QUR’AN YANG DITULIS PADA ABAD PERTAMA HIJRAH DI MASJID SANAA, YAMAN. Masjid ini didirikan pada zaman Rasulullah saw, yakni abad ke-enam hijriyah. Sebagian manuskrip yang ditemukan di sana diyakini ditulis oelh Sayidina Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, dan Salman al-Farisi. Pihak UNESCO mengeluarkan CD khas karena penemuan ini berkenaan dengan program ‘Memory of the World’ yang diadakan baru-baru ini.

Wahai saudara-saudariku kekasih Rasulullah SAW tercinta rahimakumullaah…

SUNGGUH SEMUA HAL ITU MEMBUKTIKAN BAHWA AL-QUR’AN TERUS TERPELIHARA HINGGA HARI INI. Sehubungan dengan ini, Sir William Muir berkata, “Kemungkinan besar tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang mampu bertahan seperti al-Qur’an selama 12 abad (kini 15 abad) dalam keadaan asli.”

Professor Laura Veccia Vaglieri di dalam bukunya “An Interpretation of Islam”, mengatakan : “Satu lagi bukti yang menunjukkan al-Qur’an sebenarnya datang dari Tuhan adalah kesucian teksnya yang tidak pernah tercemar berabad-abad hingga hari ini, dan saya yakin ia akan kekal sampai kapan pun.”

KREDIBILITAS HISTORIS AL-QUR’AN :

Pada zaman modern ini, segala hal termasuk kitab suci tidak lepas dari investigasi atas keotentikannya. Satu cabang ilmu telah lahir, yaitu historical criticisme, yang melakukan kritisisme kelas tinggi terhadap berbagai hal yang mengundang kebenaran sejarah. Dengan metode ini dilakukan uji kritis atas semua kitab suci, termasuk al-Qur’an dan Injil.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa HANYA AL-QUR’AN yang memiliki kredibilitas histories, artinya al-Qur’an adalah kitab yang benar-benar asli, tidak ada rekayasa siapapun dalam perkembangannya. Sebaliknya kitab-kitab lain disimpulkan sebagai kitab-kitab dogmatis yang keotentikan historisnya sangat jauh.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam .” (QS. Yunus {10}:37).

Shadaqallahul’adzhiim…
Sungguh Mahasuci Allah dengan segala kehendak-Nya.


Billahit-taufiq wal-hidayah,
Wassalamu’alaykum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POTRET BATANG